Intisari-Online.com - Ketika seorang anak telah beranjak dewasa, ada beberapa hal yang perlu didiskusikan bersama orangtua. Keuangan adalah salah satu yang paling utama. Anak biasanya akan kesulitan untuk mengelola keuangannya sendiri. Bahkan, mereka bisa terjebak pada pola hidup konsumtif hingga sangat boros dan berujung pada utang yang menumpuk. Orangtua pun harus memiliki caranya sendiri ketika berdisuksi soal finansial kepada anaknya.Ingat, mendiskusikan keuangan dengan anak yang beranjak dewasa penting dilakukan. Entah sebagai upaya menciptakan peluang investasi atau sebagai persiapan di hari tua.
Perlu diketahui, generasi milenium merasakan dampak resesi yang sangat buruk. Konsekuensinya, mereka cenderung menghindari segala macam risiko keuangan. Pasar saham bisa saja tampak seperti sebuah lubang hitam yang menakutkan sehingga harus dihindari. Padahal pasar saham bisa saja menjadi peluang investasi yang sangat menguntungkan.
Makanya, kebanyakan anak yang telah tumbuh dewasa dan menjadi bagian dari generasi milenium ini sering kehilangan potensi keuntungannya di pasar. Menanggapi hal tersebut, generasi milenium didorong untuk mempertimbangkan mengambil lebih banyak risiko dalam portofolio investasi mereka.
Selain soal risiko, orangtua juga perlu mengingatkan soal prioritas persiapan pensiun. Anak yang telah berusia 20-an tentu saja memiliki waktu yang sangat cukup untuk mempersiapkan hari tuanya. Artinya mereka memiliki waktu sekitar tiga atau empat dekade untuk menabung. Keuangan yang disimpan setiap bulannya tentu akan tumbuh setiap tahunnya. Tentu saja untuk sampai pada tujuan tabungan pensiun yang mapan, anak harus disiplin dan memiliki perencanaan keuangan yang baik.
Perlu diantisipasi, generasi milenium memiliki kecenderungan untuk mengelola keuangan mereka sendiri tanpa batas. Di sinilah peran orangtua untuk memberikan edukasi dan mengenalkan anak rambu-rambu bagaimana melakukan pengelolaan keuangan yang sehat.
(US News)