Find Us On Social Media :

Awas, Obesitas pada Anak Bisa Meningkatkan Risiko Obesitas di Masa Dewasa

By Ilham Pradipta M., Rabu, 2 November 2016 | 10:35 WIB

Diskusi ?Atur Pola Makan dan Aktif Bergerak, Kendalikan Obesitas? di Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementeri Kesehatan, Jakarta (31/10).

Intisari-Online.com. – Setelah dianggap sebagai masalah di negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas kini mulai meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Khususnya di daerah perkotaan.

Di dunia, angka obesitas meningkat tajam, lebih dari dua kali lipat sejak 1980. Di 2014 terdapat 41 juta anak mengalami berat badan berlebih dan obesitas. Bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, ada 18,8 persen anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan. Sedangkan anak dengan obesitas sebanyak 10,8 persen.

Padahal obesitas pada anak dampaknya tak main-main. Masalah kesehatan ini bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak, terutama dalam aspek organik dan psikososial. Bahkan, obesitas pada anak meningkatkan risiko obesitas di masa dewasa. Efeknya berpotensi menyebabkan berbagai penyakit dan kematian. 

“Obesitas bisa menyebabkan penyakit dari ujung kepala sampai kaki, mulai dari stroke hingga hyperuricaemia and gout,” ujar dr. Lily S. Sulistyowati, MM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, dalam diskusi “Atur Pola Makan dan Aktif Bergerak, Kendalikan Obesitas” di Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementeri Kesehatan, Jakarta (31/10).

Menangani anak-anak obesitas memang gampang-gampang susah, sebab psikologinya mudah terganggu. “ Sebenarnya anak obesitas boleh makan apapun, yang penting adalah ketepatan modifikasi makanannya,” ujar Rita Ramayulis, Tim Kominte Ahli Pengendalian Obesitas Tingkat Nasional. Misal, orangtua perlu mengajak anak untuk mulai menurunkan asupan minuman bergula, sambil meningkatkan asupan sayuran dan buah-buahan.

Hati-hati, Anak yang Tidur Lebih dari Jam 9 Malam Lebih Mungkin Alami Obesitas

Nah, disinilah letak peran orangtua. Sebab tanpa adanya dukungan dan bantuan dari orangtua, anak dengan obesitas akan sulit untuk keluar dari masalah kesehatan tersebut. Rita menambahkan, para orangtua seharusnya menjadi model yang baik bagi anak-anak mereka. Pastikan gaya hidup kita sebagai orangtua juga menerapkan gaya hidup sehat. Menurut Rita, anak tak ahan aktif bergerak bila sang ibu tak mencontohkan hal tersebut. “Anak enggak mungkin mau bergerak seperti bermain sepeda, kalau mamanya menonton tv saja,”

Masalah obesitas pada anak sebenarnya tak hanya menyoal makan berlebih saja. Menurut dr. Lily S. Sulistyowati, ihwal ini juga bisa dikarenakan karena jadwal makan tidak teratur, tidak sarapan, kebiasaan ngemil, hingga teknik pengolahan makanan.

Namun, ada juga faktor lainnya yang bisa menambah risiko obesitas pada anak, “Obesitas pada anak juga bisa disebabkan faktor genetik karena adanya riwayat obesitas pada anggota keluarga” ujarnya