Find Us On Social Media :

Ibu Perokok Berencana Memiliki Anak, Simak Terapi Berhenti Merokok Khusus untuk Perempuan Ini

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 8 Maret 2017 | 18:40 WIB

Terapi Berhenti Merokok Untuk Perempuan

Intisari-Online.com – Banyak masalah kesehatan yang ditimbulkan langsung akibat merokok pada kaum perempuan. Merokok untuk meredakan stres bukan hanya tidak efektif tapi juga sangat merugikan. Merokok hanya membawa rasa nyaman sementara. Setelah efek dari nikotin habis, perokok akan kembali menjadi stres seperti sebelumnya.

(Siapa Sangka, Makan Es Krim ketika Sarapan Bagus untuk Kesehatan Mental dan Kewaspadaan)

Terapi terbaik untuk mencegah berbagai risiko penyakit akibat rokok tentu saja adalah dengan berhenti merokok. Kalaupun seorang perempuan telanjur merokok, maka sebaiknya ia berhenti selambat-lambatnya sebelum mengandung. Telah terbukti bahwa perempuan yang berhenti merokok sebelum hamil memiliki risiko yang rendah terhadap kelainan kandungan. Bahkan, bayi dapat lahi dengan berat badan normal dan tidak prematur.

Cara terbaik berhenti merokok tentu saja adalah dengan tekad yang sungguh-sungguh tanpa bantuan obat-obatan. Dalam kondisi khusus, tenaga medis seperti dokter kadang dibutuhkan untuk membantu pasien berhenti merokok lewat konseling.

(Ingin Berhenti Merokok? Coba Gunakan Aplikasi-aplikasi Berhenti Merokok Ini)

Terapi dengan jalan makan permen karet atau penggunaan koyo (patch) yang mengandung nikotin bisa juga membantu perokok berhenti. Dari beberapa jenis terapi yang biasa digunakan, yang paling efektif adalah terapi medikamentosa atau pemberian obat, salah satunya varenicline. Obat ini dipercaya sebagai metode terapi yang paling mutakhir karena kerjanya yang langsung di dalam otak.

Di dalam otak, zat ini dapat menggantikan fungsi dari nikotin rokok. Badan pengawas makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui penggunaan obat ini setelah melakukan penelitian terhadap pasien-pasien perokok berat.

Bahkan obat ini dinyatakan lebih efektif dibandingkan dengan obat pendahulunya, yaitu bupropion. Sayangnya obat-obatan ini belum disetujui penggunaannya untuk perempuan muda di bawah 18 tahun, hamil, dan menyusui karena obat ini dapat masuk ke dalam air susu ibu.

Selain itu dukungan kuat keluarga dan lingkungan juga sangat membantu perempuan untuk berhenti merokok. Demi kesehatan diri dan anak, tak ada yang lebih tepat bagi calon ibu kecuali berhenti merokok. Tidak ada kata terlambat sebelum semua risiko buruk benar-benar terjadi.

(Sumber: Intisari Extra September 2011)