Find Us On Social Media :

Ajaklah Si Kecil Berolahraga

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 24 April 2012 | 12:01 WIB

Ajaklah Si Kecil Berolahraga

Intisari-Online.com – “Ajarlah anak-anak berolahraga sedini mungkin.” Itu  nasihat dr. Sadoso Sumosardjuno, Sp.K.O. Olahraga bukan semata-mata mendongkrak kesegaran jasmani, tetapi yang lebih penting untuk pengembangan kemampuan koordinasi tubuh anak secara optimal.

Bahwa olahraga atau aktivitas fisik sebaiknya dilakukan sejak usia muda banyak orangtua sepakat. Tetapi jika lantas para orangtua harus memilih jenis olahraga dan mengapa gerakan-gerakan itu perlu dilakukan oleh anak-anak mereka, pasti banyak memunculkan silang pendapat. Yang pasti, setiap anak pada dasarnya suka berolah fisik. Entah itu berlompat-lompatan atau berlari-larian. Akan tetetapi, bisa saja terjadi ketika seorang anak diajak bermain bola di luar oleh temannya, ia menolak dengan alasan akan mengerjakan sesuatu. Ada dua kemungkinan mengapa anak tersebut menolak. Mungkin ia memang tidak suka main bola. Atau bisa jadi ia berminat, tetapi malu lantaran tidak terampil melempar dan menangkap bola. Contoh lain adalah seorang anak yang mulai berlatih tenis. Mula-mula ia sangat bersemangat, tetapi entah kenapa ia tiba-tiba mogok tanpa alasan yang jelas. Persoalannya, barangkali bukna pada kemampuannya dalam memukul bola, tetapi ketika ia harus berlari mengelilingi lapangan. Ia kehabisan napas karena memang tidak pernah dilatih lari.

Kejadian-kejadian di atas sering dijumpai. Tak ada yang salah dalam diri anak-anak itu. Mereka tetap individu normal dan pasti bersemangat untuk mengikuti latihan-latihan olahraga. Cuma memang ada hambatan dalam berolahraga lantaran tidak pernah mengenyam latihan.

Namun, para orangtua menyerah dengan situasi ini dan baru mengajak berlatih sesudah anak menginjak remaja, yang sebetulnya sudah terlambat. Soalnya, beberapa fungsi fisik perlu dilatih sejak usia muda. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika banyak pemuda, pria maupun wanita, kurang baik kebugarannya. Ini akibat minimnya pengetahuan tentang manfaat olahraga bagi kesehatan dan kebugaran.

Misalnya, soal pandangan bahwa keterampilan fisik akan datang dengan sendirinya, oleh karena itu tidak berlu dilatih. Ini adalha pernyataan yang tidak benar. Memang sudah kodrat, manusia dapat melakukan berbagai gerakan, tetapi itu tidak cukup. Gerakan ini masih perlu dilatih dan diperbaiki. Tanpa latihan, gerakan tak akan sempurna. Orangtua juga sering  berpendapat karena anak-anak akan mendapat latihan olahraga di sekolah, maka tidak perlu dibimbing sebelumnya. Ini juga pernyataan yang tidak benar.

Dalam soal bermain bola, sebagian orangtua juga berpendapat, kalau putranya tidak perlu bermain bola, toh nantinya akan dapat bermain dengan sendirinya. Pendapat ini juga tidak benar.

Sejak lahir

Kesimpulannya, anak-anak tidak bisa dibiarkan berlatih atau berolahraga sendiri. Ia perlu dibimbing sejak dini. Ketika dilahirkan ia mempunyai kaki, namun untuk dapat berjalan membutuhkan proses belajar. Mulai dari merangkak, ditatih, sampai dapat berjalan. Demikian pula halnya dengan kemampuan lari, melompat, melempar dan menangkap, semuanya membutuhkan latihan. Jika kemampuan ini tidak dilatih sejak dini, maka koordinasi tubuh tidak dapat berkembang dengan baik.

Latihan ini bisa dimulai sejak anak dilahirkan. Pada dua tahun pertama misalnya, anak mulai membentuk rasa percaya diri dan rasa ingin tahu. Berilah ia penghargaan dengan memberi semangat pada gerakan-gerakannya. Perkenalkan dengan lingkungan sekitar yang bervariasi dan jauhkan dari barang-barang yang membahayakan.

Ketika menginjak usia 2 – 5 tahun anak sudah bisa berbicara dan relatif banyak bergerak. Ia pun siap mempelajari berbagai aktivitas fisik. Keterampilan melempar, menendang, dan melompat mulai bisa diperkenalkan.

Sementara anak-anak yang berumur 5 – 8 tahun, biasanya melakukan latihan olahraga atau aktivitas fisik dengan sendirinya. Mereka tidak mempersoalkan menang atau kalah. Pada umur ini latihan-latihan olahraga lebih dititikberatkan pada kesenangan, bermain beramai-ramai dengan teman-teman, dan menghabiskan tenaga. Sasaran utamanya untuk meningkatkan kebugaran. Oleh karena itu sebaiknya disediakan cukup waktu dan ruangan agar anak bisa seaktif mungkin bergerak dan mendapatkan peningkatan keterampilan.

Pada tingkat usia yang lebih tinggi, 8 – 10 tahun, anak-anak sudah siap bermain dalam sebuah tim olahraga. Mereka sudah dapat diikat dalam aturan-aturan permainan. Peran orangtua pada tahap ini adalah membantu anak agar dia menyenangi berbagai macam aktivitas dengan temannya. Baik olahraga beregu seperti sofbol, sepakbola, bola voli, atau olahraga individu seperti senam aerobik, bela diri, atau berenang.