Sebelum Jadi Bupati Purbalingga dan Ditangkap KPK, Dulunya Tasdi Seorang Supir Truk

Mentari DP

Penulis

Pasalnya, sebelum tertangkap tangan KPK, Tasdi dikenal sebagai orang yang disiplin dan memiliki etos kerja tinggi.

Intisari-Online.com - Penangkapan Bupati Purbalingga Tasdi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (4/6/2018), mengejutkan banyak pihak.

Pasalnya, sebelum tertangkap tangan KPK, Tasdi dikenal sebagai orang yang disiplin dan memiliki etos kerja tinggi.

Wakil Ketua Bidang Kaderisasi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Purbalingga Tongat menceritakan, etos kerja dan kedisiplinan tinggi yang dimiliki oleh rekan satu partainya itu tampak sejak Tasdi bekerja serabutan sebagai sopir truk pada masa Orde Baru.

“Tasdi waktu Orde Baru sempat jadi sopir truk, ngangkut sayur dari kaki Gunung Slamet dibawa ke pasar, sering ngompreng juga,” katanya.

Baca juga:Keukeuh Larang Eks Napi Korupsi 'Nyaleg', KPU Siap Digugat Sana-sini

Pasca-bergulirnya reformasi, lanjutnya, Tasdi banting setir dan mengawali kiprah politik menjadi anggota DPRD Purbalingga periode 1999-2004 dari PDI-P.

Di periode pertamanya, Tasdi mengisi alat kelengkapan dewan di Komisi D.

Setelah itu, Tasdi semakin menancapkan taring politiknya dengan terpilih sebagai Ketua DPRD selama dua periode, yakni 2004-2009 dan 2009-2014.

Tongat melanjutkan, pada tahun 2013 terjadi kekosongan jabatan wakil bupati setelah Sukento Ridho Marhaendrianto naik kursi sebagai Bupati Purbalingga menggantikan Heru Sujatmoko yang mendampingi Ganjar Pranowo sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah.

“Dengan mekanisme pergantian antarwaktu (PAW) dari partai pengusung (PDI-P), Tasdi dipilih DPRD sebagai wakil bupati mendampingi Sukento Ridho Marhaendrianto,” ujarnya.

Tasdi sempat mengikuti kontestasi pemilihan legislatif dan ditetapkan KPU menjadi anggota DPRD untuk periode 2014-2019.

Baca juga:Fashion Designer Kate Spade Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri

Namun, karena Tasdi telah dilantik sebagai wakil bupati sehingga hursinya digantikan rekan satu partainya di PDI-P.

“Tahun 2016 Tasdi dicalonkan oleh PDI-P sebagai bupati dan terpilih bersama Dyah Hayuning Pratiwi untuk periode 2016-2021,” ungkapnya.

Namun, setelah 2,5 tahun menjabat, bupati yang terkenal dengan kedisiplinannya itu harus tersandung kasus korupsi dugaan penerimaan suap mega proyek Islamic Center.

Perjalanan politik Tasdi pun kandas, sebab aturan di PDI-P tegas memberhentikan setiap kader yang terjerat kasus korupsi.

“Dengan ditangkapnya Tasdi oleh KPK, otomatis jabatan ketua DPC (jabatan Tasdi sebelumnya) kosong juga. Padahal dekat ini sedang proses pemilihan gubernur.”

“Saya harap DPP segera mengeluarkan surat untuk penunjukan pelaksana harian ketua DPC,” pungkasnya. (M Iqbal Fahmi)

(Artikel ini telah tayang di kompas.comdengan judul "Kisah Perjalanan Politik Bupati Purbalingga, dari Sopir Truk hingga Ditangkap KPK")

Baca juga:Sering Bingung Bedanya Korupsi, Pencucian Uang dan Penggelapan? Ini Penjelasannya!

Artikel Terkait