Penulis
Intisari-Online.com - Kematian Razan al Najjar yang diduga sengaja dijadikan target oleh sniper Israel menuai banyak protes.
Pasalnya, berdasar aturan perang Internasional dari Konvensi Jenewa, paramedis dilarang ditembak mati.
Tenaga medis (suster atau dokter) tanpa senjata dan tidak terlindung rompi anti peluru harus dilindungi, dan menembak mati mereka berarti melakukan kejahatan perang.
Banyak pendukung kemerdekaan Palestina yang meradang dan menuntut hukuman setimpal bagi tentara Israel yang telah menembak Razan.
Hari Minggu (3/6/2018), beredar foto seorang tentara wanita Israel disandingkan dengan foto Razan al Najjar di media sosial.
Foto tersebut dilengkapi dengan keterangan bahwa Rebecca (nama tentara Israel itu) telah menembak mati Razan.
Rebecca (24 tahun) dituding sebagaisniper Israel yang melontarkan peluru panas menembus dada Razan pada Jumat (1/6/2018) lalu.
Sontak saja foto itu meluas bahkan hingga ke media sosial Indonesia.
Banyak komentar negatif ditemukan dalam tiap unggahan foto Rebecca.
Baca Juga:Inilah Gonzales si Raksasa Gulat yang Berseteru Terus Menerus dengan Lawan hingga Kematiannya
Tapi benarkah itu fakta sesungguhnya?
Ternyata,kabar tersebut palsu aliashoax semata.
Situs Times of Israel menghubungi langsung Rebecca untuk meminta keterangan darinya.
Rebecca memang seorang tentara IDF (Israel Defense Forces) dan direkrut pada tahun 2014.
Namun tidak sekalipun dia menjadisniperselama bertugas menjadi tentara IDF.
Dia hanya bertugas sebagai tentara biasa dan tidak pernah mengambil pelatihan sebagai penembak jitu.
Saat ini,Rebecca juga sudah tidak aktif dan diberhentikan selamanya dari IDF selama 2 tahun terakhir ini.
Dia memang masih tinggal di Israel, tapi bekerja sosial sebagai relawan guru bahasa Inggris di sekolah dasar di Israel.
Sayangnya, sejak beritahoax itu tersebar, Rebecca mendapat pesan ancaman di media sosialnya dan membuatnya terpaksa menutup akun Instagramnya.
Dia lalu menghubungi kantor polisi setempat, meminta bantuan karena banyak sekali ancaman dikirim ke kotak pesan Facebooknya.
Baca Juga:Selain Kate Middleton, 5 Wanita dari Kalangan Rakyat Biasa Ini Juga Menikah dengan Pangeran Kerajaan
Juru bicara IDF mendorong Rebecca untuk membuat video klarifikasi tentang rumor tersebut.
Video itu dipublikasikan oleh kelompok advokasi Israel, StandWithU.
Foto Rebecca dengan seragam IDF dan membawa pistol memang benar dirinya.
Itu diterbitkan di halaman Facebook Israel Defense Forces pada 27 Mei 2014 saat Becca baru saja bergabung.
Saat ini, militer Israel mengklaim sedang melakukan penyelidikan terkait penembakan Razan al Najjar.
Yang jelas, foto Rebecca dengan tuduhan sebagai pembunuh Razan itu tidak benar.
Baca Juga:Lolos dari Nuklir hingga Menang Lotre Berkali-kali, Inilah Kisah 5 Orang Paling Beruntung di Dunia