Find Us On Social Media :

Ketika Kuliner Bertemu Ilmu Alam

By Jeffrey Satria, Selasa, 29 Mei 2012 | 14:51 WIB

Ketika Kuliner Bertemu Ilmu Alam

Espresso yang telah diberi sodium alginat akan lebih kental daripada espresso pada umumnya. Espresso kental tersebut disendok dan dituang perlahan ke dalam air dengan larutan kalsium. Larutan kalsium akan memadatkan lapisan luar tanpa menganggu kopi yang ada di dalamnya. Setelah didiamkan beberapa saat, jelly itu diangkat dan dibilas dalam cangkir berisi air bersih. Setelah siap, taruh di atas sendok. Espresso pun siap dinikmati.

Tak hanya membuat jelly. Ronald juga beberapa kali bereksperimen menggunakan nitrogen cair untuk membuat es kopi yang padat di luar, namun tetap cair di dalam. Ia pun beberapa kali berkreasi dan mengubah bentuk makanan-makanan menjadi lebih unik. “Bagaimana dengan salad serut dengan saus berbentuk foam?” ujarnya. Wah, sensasinya pasti berbeda!

Anda juga tak perlu khawatir akan efek samping dari setiap bahan-bahan kimia yang digunakan, sejauh dalam takaran yang benar. Bahan-bahan kimia seperti sodium alginat, maltodekstrin, xanthan, dan nitrogen cair sebetulnya berasal sepenuhnya dari alam alias natural nan alami. Beberapa dari bahan-bahan tersebut sebetulnya telah Anda konsumsi setiap harinya melalui masakan-masakan yang biasa dimasak.

Imajinasi nan jahilUntuk bereksperimen dengan gastronomi molekuler, maka diperlukan pencampuran bahan-bahan dalam takaran yang sangat tepat (hingga 0,01 gram). Seperti yang dikatakan Ronald sebelumnya, penggunaan bahan-bahan dalam takaran yang tidak tepat dapat mengakibatkan hal yang fatal. Karena itu penting bagi setiap praktisi gastronomi molekuler untuk memiliki alat-alat yang tepat seperti timbangan elektrik.

Seperti Ronald, Fany sendiri menggunakan alat-alat laboratorium untuk memudahkan pembuatan masakan dengan gastronomi molekuler. Fany sendiri tak pernah berpergian tanpa pH meter (pengukur keasaman), refraktometer (alat pengukur gula), dan timbangan kecil dengan akurasi hingga 0,01 gram. Selain ketiga alat 'sakti' itu, ia juga menggunakan Thermomix yang berfungsi untuk mencampur bahan-bahan sekaligus memanaskannya.

Untuk mereka yang mau menggunakan bahan-bahan ekstrim seperti nitrogen cair, maka perlu bersiap dengan peralatan yang lebih mumpuni. Ronald misalnya menyarankan agar tak menggunakan alas-alas berbahan kayu. “Agar kalor atau panas tidak mengalir. Kan nitrogen cair dibutuhkan dinginnya,” ucap Ronald.

Untuk Anda yang ingin melakukan gastronomi molekuler di dapur rumah, tak perlu repot mempersiapkan alat-alat laboratorium. Kreasi masakan-masakan gastronomi molekuler sederhana tak memerlukan peralatan dan bahan-bahan yang mahal. Cukup menggunakan bubuk-bubuk sederhana seperti lesitin kedelai dan sodium alginat. Beberapa bubuk seperti kalsium juga dibutuhkan untuk mengaktifkan sistem koloid.

“Pada intinya sih sering-sering berimajinasi dan jahil saja,” ujar Ronald sambil tersenyum. Ya memang, berkreasi dengan pendekatan gastronomi molekuler tampaknya memerlukan imajinasi dan rasa penasaran!