Find Us On Social Media :

Benarkah "Ngeseks" Bikin Langsing?

By Agus Surono, Minggu, 1 Januari 2017 | 18:45 WIB

Ngeseks Bikin Langsing

Penyempitan vagina

Manfaat tadi mungkin tak terperhatikan kala kesehatan kita tak mengalami masalah. Bahkan bisa jadi diabaikan. Dalam berhubungan seksual yang penting enaknya. Lain halnya jika ada kendala dalam berhubungan seksual. Ereksi lemah adalah salah satunya.

Dr J Francois Eid, urolog di Weill Medical College of Cornel University dan New York Presbyterian Hospital, mengamati bahwa disfungsi ereksi berkaitan dengan sistem pembuluh darah. Badan yang lemas harusnya menjadi penanda bahwa Anda memiliki gangguan dalam sistem saluran darah di dalam tubuh. "Bisa saja itu berarti tanda tekanan darah tinggi atau diabetes atau meningkatnya kadar kolesterol. Itu sudah lampu merah yang sudah waktunya Anda menemui dokter."

Olahraga bisa dijadikan pintu masuk untuk menghindari masalah tadi. "Pria yang berolah raga akan memiliki jantung bagus serta fit. Biasanya mereka memiliki ereksi yang bagus. Jadi, ada hubungan antara peredaran darah dan ereksi"

Cuma, apakah ada masalah jika terlalu banyak ngeseks?

Bagi perempuan jawabannya: mungkin tak bermasalah. Untuk pria? Pikir dulu menggunakan logika.

Menurut Dr Claire Bailey dari University of Bristol, sedikit risiko atau malah tidak ada sama sekali bagi perempuan jika overdosis dalam soal seks. Dalam kenyataannya, ujar Claire, aktivitas seks secara teratur tak hanya membuat perut dan pantat padat, namun juga memperbaiki postur  tubuh yang bersangkutan.

Dr George Winch Jr, seorang ginekolog di Nevada, sependapat dengan Claire. "Sepanjang tak ada penyakit seksual atau gangguan kehamilan misalnya." Memang, terkadang muncul masalah dalam hal pelumasan. Jika tidak diantisipiasi hal ini akan menimbulkan perlukaan di dinding vagina.

Justru wanita yang absen ngeseks bakal terhadang beberapa risiko. Pada wanita postmenopausal, salah satu risiko adalah vaginal athrophy atau penyempitan vagina. Dr Winch memiliki pasien paro baya yang selama tiga tahun tak melakukan aktivitas bersetubuh. "Tidak berminat," begitu alasan wanita ini. Vaginanya menyempit karena tak terpakai. Kondisi ini bisa menyebabkan dysparenia, atau nyeri saat bersetubuh. Winch menyarankan ke pasiennya untuk membeli vibrator atau ia akan kehilangan fungsi vagina sebagai organ seksual.

Untuk lelaki, urolog Eid berkata bahwa untuk saat ini kaum lelaki dimanjakan oleh obat-obatan penunjang macam Viagra dan Levitra yang membuat lelaki bisa tahan lama. Penis sendiri merupakan organ yang sangat ulet. Namun sesuatu pasti ada batasnya. Jaringan pembentuk penis jika dibebani terus menerus dapat berakibat cedera. Bahkan bisa menimbulkan kerusakan permanen.

"Ya, mungkin saja bagi anak muda yang sangat bergairah dan menyukai aktivitas seksual yang kasar dapat rusak penisnya. Obat-obatan dapat meningkatkan kekerasan penis; apalagi obat-obatan ini juga bisa memungkinkan lelaki memperoleh orgasme kedua atau ketiga tanpa menunggu waktu istirahat.

Pemain bola sering menggunakan doping obat. Mereka menggunakan Viagra sebab secara seksual mereka sangat aktif. Apa yang mereka harapkan dari tubuh mereka tak masuk akal. Tak jarang mereka tak mau mendengarkan suara tubuh yang sudah kelelahan. Bukannya istirahat, kelelahan tadi dilawan dengan kortison, dan aktivitas pun berlanjut.