Find Us On Social Media :

Benarkah "Ngeseks" Bikin Langsing?

By Agus Surono, Minggu, 1 Januari 2017 | 18:45 WIB

Ngeseks Bikin Langsing

Mengurangi penyakit jantung. Tahun 2001, Queens University melakukan penelitian dengan fokus pada kesehatan jantung. Hasilnya? Pria yang melakukan aktivitas seksual tiga atau lebih seminggu memiliki faktor risiko terkena serangan jantung setengah lebih rendah dibandingkan mereka yang tak rajin beraktivitas seksual.

Berat badan turun. Hmmm ... buat yang mau melangsingkan, berita ini sungguh membuat hati adem. Bagaimana tidak, seperti pepatah "sekali dayung dua tiga pulau terlampaui", begitulah dengan aktivitas seksual. Aktivitas seksual bisa digolongkan sebagai olahraga; sebuah pertandingan menggairahkan yang dapat membakar kalori sebanyak 200 kal. Setara lari selama 15 menit di treadmill atau bermain squash satu game.

Tak hanya membakar kalori, denyut jantung naik dari 70 detak per menit menjadi 120 detak per menit. Kontraksi otot selama berhubungan seks terjadi pada panggul, paha, pantat, lengan, leher, dan paru-paru (thorax). Ngeseks juga bikin produksi testosteron meningkat, yang berakibat menjadi kuatnya tulang dan otot.

Jika hal ini bisa dimaksimalkan, maka majalah Men's Health bisa-bisa kehilangan pembaca.

Mengurangi depresi. Kesimpulan ini diambil dari penelitian pada tahun 2002 terhadap 293 wanita. Psikolog Amerika Serikat Gordon Gallup melaporkan bahwa pada wanita yang berhubungan seksual dengan pasangan yang tak berkondom jarang terkena depresi dibandingkan dengan wanita yang ngeseks bersama pria berkondom. Kuncinya ada di prostoglandin, hormon yang hanya ditemukan di cairan mani (semen). Hormon ini diserap di saluran genital wanita dan kemudian mempengaruhi hormon wanita yang mengatur soal emosi. Cuma, ya harus diperhitungkan soal masa subur jika tidak mau memperoleh keturunan dari aktivitas yang dilakukan.

Pelepas nyeri. Segera sesudah orgasme, tingkat hormon oksitokin meningkat lima kali dibandingkan kondisi normal. Hormon ini berhubungan dengan pelepasa endorfin, yang mengurangi nyeri apa saja, mulai dari sakit kepala sampai radang sendi hingga migrain. Pada wanita, seks juga membantu produksi estrogen yang dapat menurunkan nyeri akibat sindrom premenstruasi (PMS).

Jadi, jika tak ada parasetamol, Anda sudah tahu penggantinya 'kan?

Mengurangi seringnya flu dan demam. Wilkes University di Pennsylvania menyatakan bahwa melakukan kegiatan seksual satu atau dua kali seminggu dapat meningkatkan kadar antibodi yang dikenal dengan immunoglobulin A sampai 30%. Immunoglobulin A dikenal sebagai pendongkrak sistem kekebalan.

Mengontrol kandung kemih dengan lebih baik. Pernah mendengar latihan Kegel? Sadar atau tidak, setiap Anda menahan kencing sebenarnya sudah melakukan latihan Kegel. Hal yang sama ternyata terjadi pada saat Anda melakukan hubungan seks! Cuma, kalau menahan kencing ada dampak buruknya, melakukan senggama?

Gigi yang lebih bagus. Seminal plasma (cairan yang membuat sel sperma bisa bergerak) mengandung seng, kalsium, dan mineral lain yang ternyata dapat memperlambat kerusakan gigi. Namun bukan di situ kegunaan seks dalam membikin gigi lebih bagus. Ajaran orang tualah - yakni sebelum berasyik masyuk harus menggosok gigi - yang membuat gigi lebih bagus.

Prostat yang lebih "gembira". Beberapa urolog berpendapat bahwa ada hubungan antara tidak seringnya ejakulasi dengan kanker prostat. Dasar pemikirannya kira-kira begini. Untuk memproduksi cairan seminal, prostat dan gelembung seminal membutuhkan bahan dari darah seperti seng, asam sitrik, dan potasium, lalu memadatkannya. Semua karsinogen yang ada di darah juga dipadatkan. Daripada cuma ngendon malah bikin perkara, mendingan karsinogen tadi dikeluarkan. Nah, hubungan seks bisa menyelesaikan hal ini. Jika hanya ingin mengeluarkan saja, masturbasi mungkin jadi jalan terbaik.

Akan tetapi, kuncinya bukan di hubungan seksnya. Soalnya, pria yang suka berhubungan seks dengan banyak pasangan justru risiko terkena kanker prostat naik sampai 40%. Penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh British Journal of Urology International menegaskan bahwa pria di usia 20-an tahun dapat mengurangi risiko terkena kanker prostat sampai sepertiganya dengan ejakulasi lebih dari lima kali seminggu.