Jangan Tunda Waktu Miliki Anak Jika Tak Ingin Menyesal

Ade Sulaeman

Penulis

Usia Tepat untuk Memiliki Anak

Intisari-Online.com - Kemapanan secara emosi dan finansial biasanya dijadikan alasan untuk menunda waktu memiliki anak. Usia 40 tahun dianggap sebagai usia yang tepat untuk mencapai kemapanan tersebut. Namun, ternyata mereka yang baru memiliki anak pertama di usia tersebut justru merasa terlambat.

(Anak Balita Anda Suka Pegang Alat Kelaminnya? Begini Seharusnya Sikap Kita)

Temuan tersebut diperoleh dari hasil penelitian University of California di San Francisco. Mereka melakukan penelitian terhadap 107 orang, sebagian besar berkulit putih yang sudah menikah dan memiliki pendapatan di atas rata-rata.

Responden tersebut terdiri atas 46 pasangan dan 15 orang wanita single yang memiliki anak dengan cara bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) di usia 40 tahun atau lebih. Keputusan untuk memilih responden yang melakukan IVF dikarenakan mereka biasanya berada di masa akhir kemampuan reproduksi mereka.

(Pahami Kode Sexting yang Dipakai Anak-anak)

Baik responden laki-laki maupun perempuan percaya bahwa memiliki anak di usia yang matang, yaitu 40 tahun, memiliki dampak positif bagi dirinya dan juga keluarganya. Salah satunya adalah kematangan secara emosi, yang disetujui 72 persen perempuan dan 57 persen laki-laki.

Dampak positif lainnya adalah karir yang lebih sukses, keamanan finansial yang lebih terjamin, serta ikatan yang lebih kuat dengan pasangan dan keluarga. Waktu luang yang dimiliki untuk mengasuh anak juga lebih banyak dibandingkan apabila mereka masih muda.

Namun, walaupun terdapat banyak keuntungan, para wanita menyatakan mereka sebenarnya berharap dapat memiliki anak jauh di tahap awal ketika dia bertemu dengan pasangan. Sayangnya, banyak di antara responden yang merasa lingkungannya tidak mendukung untuk memiliki anak lebih awal.

Penggunaan IVF juga menjadi salah satu pemicu rasa tidak nyaman karena memiliki anak di akhir masa produktif. Selain sulit, tidak jarang IVF ini dilakukan dengan terpaksa. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan IVF juga tidak murah, bahkan beberapa wanita merasa keuangan mereka “digerogoti” hingga jatuh miskin.

Secara emosional mungkin mereka memang lebih matang ketika memiliki anak di usia mapan, namun, secara fisik justru tidak. Kemampuan fisik mereka berkurang dan kesehatan mereka pun mulai sering bermasalah. Akibat lainnya adalah usia yang lebih pendek untuk dapat mendampingi anak hingga dewasa, jumlah anggota keluarga yang lebih sedikit dari yang mereka harapkan, serta merasa distigma karena terlalu tua untuk memiliki anak.

Dampak-dampak negatif tersebut pada akhirnya membuat para orang tua berpikir bahwa seharusnya mereka sudah memiliki anak pada lima hingga 10 tahun sebelumnya, atau dengan kata lain usia 30-an tahun lah yang dianggap tepat untuk memiliki anak.

Jadi, di usia berapa Anda (telah/akan) menikah?

Artikel Terkait