Berbagi Kata-kata

K. Tatik Wardayati

Editor

Berbagi Kata-kata
Berbagi Kata-kata

Intisari-Online.com – Setiap pagi Susan menuliskan kata-kata yang menghibur, memberi semangat, motivasi, atau sekadar lelucon pada secarik kertas yang kemudian dimasukkan ke dalam kotak makan siang Dodi anak lelakinya. Sepulang sekolah, bocah kelas 4 SD itu selalu mengembalikan kotaknya. Setiap kali kotak plastik kembali, kertas tulisan itu pun masih utuh di dalamnya. Terkadang Susan bertanya-tanya, dibaca enggak sih tulisan-tulisan itu? Meski begitu, ia terus melakukan hal yang sama setiap pagi.

Suatu siang, seperti biasa, Dodi mengembalikan kotak. Anehnya, kertas tulisan itu tidak ada. Susan bertanya, ”Sayang, kemana kertas tulisan Mama?” Yang ditanya menjawab kalem, ”Tadi aku kasih Rosa.” Dodi melanjutkan ucapannya, ”Ibu Rosa tidak memberi kertas kayak gitu. Saya pikir ia bisa menggunakan punyaku.”

”Oh, begitu?” jawab Susan.

”Rosa tadi cerita, Mbaknya (pengasuh, Red.) lagi sakit. Ia sedih.” Tanpa ditanya lebih lanjut Dodi menjelaskan, ”Kalau gitu besok Mama bikinin tulisan untuk dia, ya! Kalau enggak, akan aku kasih catatan Mama hari Rabu lalu. Isinya cukup bagus kok.”

Susan terpana mendengar kalimat sang anak. Keraguannya seketika lenyap. Ternyata, Dodi tidak hanya bisa menghargai tulisan-tulisan pada kertas tersebut, tapi justru memperlakukannya sebagai barang berharga yang layak diberikan kepada orang lain.

Terkadang orang dewasa pun perlu berkaca dari dunia anak-anak. Sebagai bocah, Dodi sudah berusaha menjadi manusia komplet, ingin menjadi bagian dari hidup orang lain. Di kala temanya sedih ia merasa perlu membagi yang ia punya, meski sekadar kata-kata di atas kertas. (Intisari)

Artikel Terkait