Find Us On Social Media :

Kehidupan Narapidana No. 7: Paceklik Kalau Giliran Jaga Rusia

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 3 Juni 2018 | 04:00 WIB

 

Intisari-Online.com – Bagaimana kalau mau melarikan diri? Untuk melarikan diri, "Nomor 7" harus memanjat tembok setinggi 5,50 meter dan turun lagi setinggi itu di tembok sebelahnya.

Kemudian ia harus melewati padang rumput tak rata selebar 10 meter, lalu harus melewati pula sebuah tembok beton setinggi 75 sentimeter yang selama beberapa tahun yang lalu jadi pondasi buat pagar listrik yang setiap bulanhya memerlukan biaya listrik sebesar 20.000 mark (sekitar 7,5 juta rupiah).

Setelah itu "Nomor 7" juga harus menyeberangi padang rumput tidak rata selebar 10 meter lagi dan akhirnya, ia harus menerobos jaringan kawat setinggi 4 meter dengan makota duri-duri kawat.

Namun, sebelum ia berhasil mencapai daerah pelarian sejauh di atas, pasti sudah terdengar letusan senapan mesin yang berasal dari penjaga militer. Penjaga-penjaga itu berada di atas enam buah menara jaga dari tembok sepanjang 1.000 meter, yang dijaga siang malam sejak 18 Juli 1947 dalam enam giliran jaga.

Baca juga: Perempuan Hasil Proyek Peng-Arya-an Eropa: 'Saya Lahir Dalam Peternakan Manusia yang Dibuat oleh Nazi'

Selain karyawan sipil yang tidak diperkenankan berkebangsaan Jerman, baik Jerman Barat maupun Jerman Timur, di penjara itu masih ada 38 penjaga militer dari empat negara penduduk Jerman.

Di bulan Maret, Juli dan November adalah giliran orang Rusia berjaga di situ. Di bulan April, Agustus dan Desember giliran orang Anierika. Di bulan Mei, September dan Januari  adalah giliran Inggris, sedangkan di bulan Juni, Oktober serta Februari adalah giliran Prancis.

Sebagian besar serdadu muda yang mendapat tugas jaga di atas menara pada mulanya tidak pernah tahu siapa yang mereka jaga, kecuali mereka yang bertugas di menara nomor 3. Soalnya, menara itu adalah menara satu-satunya yang menghadap ke tempat jalan-jalan "Nomor 7".

Mungkin saat melarikan diri yang agak mudah adalah malam hari. Saat itu, para penjaga sipil yang berambut kelabu bersama-sama Nomor 7" telah tidur, padahal seharusnya mereka memeriksa sel nomor 17 sambil mengintip lewat jendela, setiap 30 menit sesuai peraturan, setelah lampu dipadamkan.

"Nomor 7" bisa saja menyelinap lewat pintu sel yang tak terkunci untuk menyusuri lorong penjara yang akan membawanya ke ujung ruang isolasi sel. Di situ, ada "kepala jaga" yang tidur di atas kursi. Jaket dinasnya yang ada kuncinya bisa dicuri.

Baca juga: Tentang Tiga Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi Nazi di Mauthausen

Namun demikian pikiran untuk melarikan diri tidak lagi terlintas dalam benak "Nomor 7". la tidak bisa lagi menuruni tangga seorang diri.