Find Us On Social Media :

Pangeran William Sudah Langgar Tradisi Sejak Lahir, Tapi Tetap Saja Jadi yang Terpopuler

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 30 Mei 2018 | 12:00 WIB

Dalam pesta musim panas di sekolah menjelang akhir tahun, Putri Diana dan Pangeran Charles juga hadir memeriahkan berbagai lomba, misalnya lari sprint atau permainan lain.

Tahun 1995, William juga menjadi anggota keluarga kerajaan pertama yang masuk ke Eton College, sebuah sekolah swasta menengah yang prestisius. Letaknya kebetulan dekat dengan Istana Windsor, istana musim panas yang biasa dipakai oleh Ratu Elizabeth untuk berkuda.

Tamat dari Eton College, dengan nilai lumayan bagus, Will kemudian melanjutkan ke Universitas St. Andrews di Skotlandia.

Masa-masa di universitas merupakan salah satu masa sulit dalam kehidupan William. Pertama, ibunya tercinta, Diana, meninggal di tahun 1997 akibat kecelakaan mobil di Paris.

Baca juga: Mengharukan, Ini Janji Pangeran William kepada Mendiang Putri Diana Jika Kelak Ia Jadi Raja Inggris

Setelah itu, kontroversi meninggalnya Diana menjadi spekulasi selama bertahun-tahun di media massa seluruh dunia.

Pada awal kuliahnya, William memilih untuk belajar sejarah. Sesuai dengan tradisi untuk memodernisasi kerajaan, ketika mendaftar ke Universitas St. Andrews, William hanya ingin disebut sebagai “William Wales atau William Windsor" tanpa embel-embel lain.

Di tahun kedua, William yang mendapat banyak perhatian baik dari teman-teman kuliah maupun dari pers, hampir saja drop out dari sana.

"Kehidupan di dalam kampus kadang terasa tidak enak. Saya rasanya seperti hidup dalam akuarium. Padahal saya ingin belajar, sama seperti mahasiswa lainnya," kata William ketika itu.

Hanya setelah  berkonsultasi intensif dengan ayahnya, Will kemudian memutuskan kembali kuliah, namun mengubah subjeknya, dari sejarah menjadi geografi.

Baca juga: Memprediksi Pewaris Tahta Kerajaan Inggris, Akankah Jatuh ke Tangan Pangeran William?

"Ayah saya sangat mengerti apa yang saya rasakan, karena ia sendiri pernah mengalaminya. Namun, pada akhirnya kami sama-sama memahami bahwa saya harus kembali lagi ke universitas," tutur William.