Find Us On Social Media :

Supaya Tidak Kebablasan Saat Mendarat, Jet Tempur Ternyata Masih Butuh Rem Tambahan Berupa Parasut, Kok Bisa?

By Agustinus Winardi, Senin, 21 Mei 2018 | 14:00 WIB

Intisari-Online.com - Sesuai dengan kondisi mesin yang memiliki daya besar ketika mendarat, jet tempur juga masih memiliki daya dorong mesin yang besar sehingga untuk sistem pengereman masih dibutuhkan bantuan.

Salah satu bantuan teknis untuk membantu pengereman jet tempur yang sedang mendarat adalah mengembangkan parasut (drag chute) yang tersedia di bagian ‘pantat’ pesawat.

Istilah lain dari drag chute adalah brake chute atau tail parachute, yaitu perangkat bagi jet tempur untuk mengurangi kecepatan saat mendarat.

Perangkat ini berupa sebuah atau lebih parasut yang diletakkan di bagian belakang yang terhubung dengan struktur pesawat.

Untuk mengoperasikan, dikendalikan pilot (dari kokpit) dengan sebuah switch yang mempunyai posisi Deploy-Released, Pull to Deploy-Puss to Released.

Baca juga: Pilot Indonesia Ternyata Lebih Jago Menerbangkan Jet Tempur Sukhoi Dibanding Pilot Rusia

Ada juga yang bertanda STBY-ON, juga ada yang ARM-SAFE atau Jettison-Deploy, tergantung jenis pesawat.

Bentuk switch bermacam-macam tergantung pesawat. Ada yang berbentuk toggle switch, puss button atau handle.

Tapi yang jelas drag chute hanya dapat dioperasikan untuk membantu proses pengereman jet tempur saat mendarat.

Dalam penggunaannya, drag chute harus dapat dikontrol oleh pilot, terutama kapan akan diaktifkan untuk dapat dikeluarkan/deploy agar mengurangi laju pesawat saat mendarat.

Bentuk drag chute ada dua macam, circular/bulat (untuk jet tempur F-5, F-16, dan Hawk) dan cross/silang (A-4, Su-27/30).

Baca juga: Vodka dan Jet Tempur Sukhoi Bikin Polisi Militer TNI AU Tegang

Semuanya terbuat dari nilon berserat baja. Sedangkan warnanya macam-macam tergantung pabrik, dan warna drug chute hanya bersifat’ kosmetik’  semata tanpa alasan teknis.