Lagi, Anak Jadi Korban: Bayi Berusia 8 Bulan Meninggal Karena Gas Air Mata di Perbatasan Gaza

Mentari DP

Penulis

Selain Leila, sebanyak 57 orang lainnya tewas setelah ditembak oleh pasukan Israel dan 2.700 lainnya terluka, banyak yang ditembak di kaki. Para korban tersebut termasuk dokter dan juga jurnalis.

Intisari-Online.com – Lagi, anak-anak yang tak berdosa menjadi korban pertikaian orang dewasa.

Dilansir dari independent.co.uk, Leila Anwar Ghandoour, seorang bayi berusia 8 bulan, meninggal dunia pada Selasa (15/05/2018) pagi.

Menurut kementerian kesehatan Gaza, bayi perempuan ini dilaporkan meninggal dunia akibat menghirup gas air mata yang dideritanya selama kekerasan sengit di perbatasan Gaza-Israel selama protes atas kedutaan AS pindah ke Yerusalem.

Dengan meninggalnya Leila, berarti ia menjadi korban ke 58 yang tewas dalam kekerasan tersebut.

Baca juga:Kisah Viral Bocah 'Daun Bawang' Berusia 9 Tahun Asal Gaza, Lakukan Aksi Perlawanan Pada Tentara Israel: Tujuan Saya Adalah Mengambil Kembali Tanah Kakek Saya

Selain Leila, sebanyak 57 orang lainnya tewas setelah ditembak oleh pasukan Israel dan 2.700 lainnya terluka, banyak yang ditembak di kaki. Para korban tersebut termasuk dokter dan juga jurnalis.

Sebelumnya, sekitar 40.000 orang berkumpul di tiga titik persimpangan di pagar keamanan yang memisahkan Jalur Gaza dari Israel pada hari Senin (14/05/2018).

Ini merupakan aksi puncak dari langkah pembukaan kedutaan AS di Yerusalem.

Namun pada Selasa pagi, Angkatan udara Israel menjatuhkan selebaran dari drone yang memperingatkan warga Gaza untuk menjauh dari daerah perbatasan.

Selain itu, tentara Israel juga diberi perintah untuk mencegah orang Palestina yang mencoba menyeberang ke Israel.

Keluarga Leila menjadi salah satu dari orang Palestina yang mencoba menyeberang ke Israel.

Kepada media, keluarga Leila mengatakan bahwa ibu bayi itu sebenarnya meninggalkannya di rumah untuk bergabung dengan demonstrasi.

Tapi Leila terus menangis dan membuat pamannya membawanya ke area demonstrasi untuk menemukan ibunya.

Sayangnya aksi demonstrasi itu berubah menjadi aksi ‘pembataian’ setelah tabung gas air mata dijatuhkan oleh sebuah pesawat tak berawak dan membuat Leila tewas bersama 57 korban lainnya.

Rest in Peace, Leila.

Baca juga:Nasib Anak-anak Para Pemimpin Nazi: Ternyata Ada yang Meneruskan Cita-cita Nazisme Ayah Mereka

Artikel Terkait