Dilansir dari banjarmasin.tribunnews.com, psikiater RS Omni Tangerang, dr. Andri Sp.Kj, menyebutkan bahwa menyebar foto korban bisa mempengaruhi psikologi keluarga korban yang mengalami peristiwa tersebut.
Baca Juga: Bom, Fanatisme, dan Berubah-ubahnya Wajah Terorisme Sepanjang Sejarah
Oleh karena itu, sebagai bentuk simpati bagi keluarga korban, sebaiknya masyarakat tidak menyebar foto dan video korban.
3. Membuat Trauma dan Kecemasan
Viralnya foto-foto mengerikan juga bisa menambah kecemasan pada orang yang memiliki trauma dan gangguan kecemasan (anxiety).
Seorang psikolog, Ratih Andjani Ibrahim, M.Psi mengungkapkan,
“Seharusnya kita juga memberi hukuman bagi yang menyebarkan. Misalnya kalau sudah berulang kali melakukan hal yang sama sebaiknya di-block atau dikeluarkan dari group chat.” (Intisari-Online.com/ Juwita Imaningtyas)