Putra Bripka Marhum, Korban Penusukan di Mako Brimob, Diberi Dispensasi Masuk Kepolisian oleh Kapolri

Ade Sulaeman

Penulis

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian melayat ke almarhum Bripka Marhum Frenje yang sempat disemayamkan di Mako Brimob Polri, Jakarta, Jumat (11/5/2018). Dalam kesempatan itu, Tito menyempatkan diri bertemu dengan keluarga dan putra tertua Marhum, yaitu Irfan Sang Frenje.

Intisari-Online.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian melayat ke almarhum Bripka Marhum Frenje yang sempat disemayamkan di Mako Brimob Polri, Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Dalam kesempatan itu, Tito menyempatkan diri bertemu dengan keluarga dan putra tertua Marhum, yaitu Irfan Sang Frenje.

Marhum merupakan korban penusukan oleh orang tak dikenal di Mako Brimob pada Kamis (10/5/2018) malam.

Pelaku penikaman pada akhirnya teridentifikasi bernama Tendi Sumarno.

Baca juga:Menurut Tito Karnavian, Ini Alasan Kenapa Polri Tak Langsung Serbu Napi Terorisme di Mako Brimob

"Pak Kapolri membantu keluarga dengan memberikan kebijakan talent scouting atau dispensasi untuk masuk polisi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol M Iqbal dalam keterangan resminya, Jumat (11/5/2018).

Iqbal menuturkan, Marhum Frenje meninggalkan istri dan tiga orang anak.

Irfan merupakan anak tertua yang menjadi celah harapan untuk meringankan beban keluarga.

Selain itu, kata Iqbal, Irfan diharapkan bisa meneruskan langkah ayahnya sebagai seorang polisi.

Baca juga:China Special Operation Forces, Pasukan Khusus yang Paling Lambat Dibentuk, Tapi Diklaim Setara Dengan Pasukan Khusus AS

"Ini (Irfan) yang mau masuk Polri adalah anak tertua sehingga bisa ringankan beban keluarga. Kebetulan putra almarhum sedang tes seleksi masuk Bintara Polri," ujar Iqbal.

Ditikam orang tak dikenal

Bripka Marhum Frenje adalah anggota Brimob Polri yang tewas ditusuk saat berjaga di sekitar Mako Brimob, Kelapa Dua.

Kejadian terjadi pada Kamis (10/5/2018) pukul 23.29, saat operasi penanggulangan napi terorisme yang sempat menguasai rutan berhasil dilakukan.

Sebelum ditusuk, Bripka Marhum Frenje melihat orang tidak dikenal yang sedang mengamati penjagaan Korps Brimob Polri selama kurang lebih dua jam.

Pada saat itu, Marhum meminta bantuan rekannya Briptu Rahmat Muin dan Briptu Gustri Uce untuk meminta keterangan terhadap orang tak dikenal tersebut untuk dibawa ke salah satu kantor di Kor Brimob Polri untuk dimintai keterangan.

Pada saat diamankan, sempat dilakukan penggeledahan terhadap Tendi di badan dan tas yang ia bawa. Namun, aparat tidak menemukan barang mencurigakan dari Tendi.

Pada akhirnya, Tendi dibawa ke kantor Korps Brimob Polri menggunakan sepeda motor.

Baca juga:Urutan Eksekusi Hukuman Mati di Nusakambangan yang Buat Narapidana Tak Kuasa Menahan Tangis

Setibanya di kantor, pada saat akan masuk ke suatu ruangan, Tendi secara mendadak mengeluarkan sebuah pisau yang disimpan di bawah alat kemaluannya untuk menikam Bripka Marhum.

"Pada saat berjalan ke ruangan, Bripka Marhum di depan, kemudian TS, Briptu Gustri dan Briptu Muin. TS tersebut mengejar Marhum dan menikam pada bagian perut. Setelah itu TS berbalik mengejar Briptu Gustri dengan pisau," kaya Setyo.

Namun Briptu Gustri bisa menghindar dan melakukan penembakan terhadap Tendi. Tendi pun meninggal di tempat.

Sementara itu, Bripka Marhum sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimob.

"Namun setelah beberapa saat menjalani perawatan, kemudian ia (Bripka Marhum) juga gugur," kata Setyo. (Dylan Aprialdo Rachman)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapolri Berikan Dispensasi Putra Almarhum Bripka Marhum Masuk Kepolisian".

Baca juga:Dialah Ali Hassan Salameh, Teroris yang Tak Hanya Diburu oleh Mossad tapi Juga Para Wanita

Artikel Terkait