Find Us On Social Media :

Bahagia Itu Pilihan

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 19 Maret 2015 | 06:00 WIB

Bahagia Itu Pilihan

Intisari-Online.com – Ada seorang perampok yang tinggal di kaki bukit Pegunungan Himalaya di India. Dari tebing berbatu dan hutan gelap, dan di lereng pegunungan itulah si perampok mencari mangsanya. Ia mengincar para wisatawan yang lewat, mengambil uang mereka atau membunuh mereka jika mereka menolak memberikannya.

Ketika itu lewat seorang pedagang kaya yang berjalan menaiki jalan di hutan dekat sarang si perampok. Perampok itu melompat dari balik batu sambil mengacungkan pedangnya. “Uang atau hidup Anda,” teriaknya dengan suara paling kejam dan menakutkan.

Pedagang kaya itu jatuh tersungkur di tanah dengan gemetar ketakutan. “Jangan bunuh aku. Tolong jangan bunuh aku!” teriaknya.

Perampok itu kembali mengancam.

“Ini, ambil uangku. Ambil semuanya,” pinta pedagang itu sambil meraba-rama dompetnya.

“Tasmu juga,” kata si perampok.

“Ya, tentu saja. Bawa saja itu,” kata pedagang kaya itu. “Biarkan aku hidup.”

“Pergilah!” perintah perampok itu sambil menendang bojong si pedagang kaya itu, dan menyuruhnya segera kembali ke jalan.

Ah, terlalu mudah untuk merampok orang seperti pedagang itu rupanya.

Tapi tidak berarti semua orang mudah untuk dirampok.

Suatu kali ketika si perampok sedang menunggu, seorang musafir berjubah turun dari gunung. Seperti biasa, perampot itu melompat menyergapnya. Ia berteriak, “Tiarap di tanah! Uang atau nyawamu!”

Namun, korbannya tidak menjatuhkan diri ke tanah seperti korbannya yang lain. Sebaliknya, ia melemparkan jubahnya untuk memperlihatkan dirinya adalah seorang prajurit. “Aku akan membunuhmu sebelum aku memberikan uangku,” kata prajurit itu sambil menghunus pedangnya.