Find Us On Social Media :

Beginilah Kondisi Timor Leste Setelah Memproklamasikan Kemerdekaan dari Indonesia

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 21 Oktober 2024 | 13:17 WIB

Masyarakat Timor Leste begitu bahagia ketika kemerdekaan dari Indonesia diproklamasikan. Mereka tidak risau besok makan atau tidak.

[ARSIP Intisari]

Merdeka pada 20 Mei 2002 dan menjadi negara ke-202 di dunia. Lalu menjadi anggota ke-199 Majelis Umum PBB. Republik Demokratik Timor Leste optimistis bangkit dari puing-puing kehancuran.

Penulis: Mayong Suryolaksono, tayang di Majalah Intisari pada Juli 2002

---

Intisari hadir di WhatsApp Channal, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - "Biar sekarang pesta, nanti dua hari makan batu, yang penting merdeka," kata Jose Da Silva (18), murid sebuah SMU di Lospalos yang malam hari, 19 Mei 2002, hadir dalam perayaan kemerdekaan Timor Leste di lapangan Tasi Tolu, Dili.

Dia datang bersama kakaknya, Francisco, mahasiswa Universitas Nasional Timor Leste (UNTIL), Dili, setelah naik bus dari Lospalos yang berjarak 210 km.

Mereka menyatu dengan lebih dari 200 ribu orang, menyaksikan upacara pengibaran bendera Timor Leste, pengucapan sumpah presiden terpilih Jose Alexandre "Kay Rala Xanana" Gusmao, pelantunan lagu kebangsaan Patria, dukungan wakil dari 92 pemerintahan yang hadir, pesta kembang api, dan macam-macam hiburan.

Acara yang berlangsung sejak sore hingga dini hari 20 Mei itu masih dilanjutkan pada sore berikutnya.

"Kami kecewa karena semula ada kabar band Indonesia Jamrud mau main, tapi ternyata tidak," kata Jose. "Kalau fashion show baju rancangan Oscar Lawalata memang ada. Tapi anak muda Timor Timur banyak yang suka Jamrud, Boomerang, atau Dewa."

Tapi semangat Jose dan Francisco tak berkurang, seperti halnya penduduk dari seantero negeri. Tak sedikit yang menginap. Tidur di padang Tasi Tolu dengan tiga danau yang tak pernah kering, di emperan rumah, toko, atau bangunan lain dengan bekal seadanya.