Find Us On Social Media :

Lebih Dekat dengan Batik Pesisir Lewat Ungkap Singkap Kisah Batik Pesisir 3 Museum

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 19 Oktober 2024 | 09:43 WIB

Batik pesisir mempunyai corak yang berbeda dari batik Vorstenlanden (Solo dan Yogyakarta). Mendapat banyak pengaruh dari budaya peranakan.

Singkat tentang batik pesisir

Menurut beberapa sumber, penggolongan batik sudah ada sejak zaman Belanda. Ketika itu, Belanda mengelompokkan batik menjadi Batik Vorstenlanden dan Batik Pesisir. Batik Vorstenlanden adalah batik dari area Solo dan Yogyakarta, sementara Batik Pesisir adalah batik-batik yang dikerjakan di luar dua daerah tersebut.

Mengutip Kompas.com, istilah Batik Pesisir sendiri muncul karena berkembang di daerah pesisir Pulau Jawa, seperti Cirebon, Indramayu, Lasem dan Bakaran. Berbeda dengan batik keraton, batik pesisir lebih diutamakan sebagai barang dagangan.

Dalam perjalanannya, Batik Pesisir baru berkembang luas sekitar abad ke-19, yang disebabkan oleh adanya kemunduran produksi tekstil dari India, yang saat itu menjadi produsen kain terbesar yang dijual ke Pulau Jawa.

Barulah saat para pengusaha Indo-Belanda datang, Batik Pesisir semakin berkembang pesat. Batik pesisir mempunyai beberapa ciri, di antaranya ragam hiasnya flora dan fauna dan bersifat natural, warna batiknya beraneka ragam, pilihan warna dan motifnya dinamis atau tidak kaku, Batik Pesisir tradisional banyak menggunakan warna merah dan biru, dan mendapat banyak pengaruh dari budaya peranakan.

Batik pesisir punya banyak motif. Di antaranya Motif Buketan, Motif Jlamprang, Motif Tiongkok, Motif Islami, Batik Pekalongan, Batik Cirebon, Batik Indramayu, dan lain sebagainya.