Find Us On Social Media :

Mengungkap Sehelai Batik, dari Mana Sebenarnya Asal-usulnya?

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 2 Oktober 2024 | 13:52 WIB

Sosok Iwan Tirta menjadi salah satu yang harus dibahas jika berbicara tentang batik Indonesia. Di tangannya, batik menjadi lebih berkelas.

Perkembangan batik sendiri masih dipengaruhi oleh kebudayaan Cina yang sudah masuk ke kepulauan Nusantara pada awal abad masehi. Kemudian kebudayaan Hindu dari India masuk ke Indonesia bersamaan masuknya agama Hindu sekitar tahun 150 masehi.

Dan terakhir, kebudayaan Islam masuk ke Indonesia dan mempengaruhi kebudayaan setempat pada tahun 1275.

BATIK PESISIR

Di daerah pesisir, kontak yang terjadi tidak hanya dengan dunia luar saja, tapi juga kontak antar daerah. Misalnya saja orang-orang Madura yang terkenal sebagai pelaut menyinggahi pelabuhan Lasem, Indramayu dan Cirebon.

Inilah yang menyebabkan corak ragam hias dan warna batik di daerah pedalaman berbeda dengan daerah pedalaman Jawa.

Selain itu, hubungan antardaerah menyebabkan adanya persamaan ragam hias antara batik dari daerah yang satu dan daerah yang lain.

Dari perbedaan ragam hias dan warna, batik sebenarnya bisa dibagi menjadi dua bagian besar. Batik pesisir, yang berkembang dan dipakai oleh masyarakat di daerah pesisir utara pulau Jawa dan sebagian pantai timur dan pantai Barat Sumatra.

Termasuk di antaranya batik Madura. Sedangkan yang berkembang dan populer di daerah pedalaman Jawa dikenal dengan nama batik Solo atau Yogya.

Kedua jenis batik ini dalam hal penampilan jelas berbeda. Dari ragam hias beserta coraknya, batik pesisir terlihat lebih bebas dan beragam. Demikian pula dengan warnanya. Batik pesisir pada umumnya memiliki warna-warna yang cerah.

Sebaliknya, batik Solo dan Yogya memiliki ragam hias yang lebih teratur - terkadang sangat simetris - dengan dominasi warna coklat dan tanah. Warna warna ini dikenal dengan warna-warna sogan.

Karena letaknya di pinggir pantai dan sering bersentuhan dengan kebudayaan luar, ragam hias yang ditampilkan oleh batik pesisir sangat beragam. Ragam hias yang berasal dari kebudayaan luar - seperti kembang, corak porselen cina dan lain-lainnya - sering muncul dalam batik jenis ini.

Unsur luar pun tidak hanya muncul dalam ragam hias, tapi masuk dan tampil dalam istilah ragam hias itu sendiri. Misalnya saja ragam hias buketan yang bercorak kembang, kemungkinan besar berasal dari kata bouquet yang dibawa oleh bangsa Belanda.