Mengungkap Sehelai Batik, dari Mana Sebenarnya Asal-usulnya?

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Sosok Iwan Tirta menjadi salah satu yang harus dibahas jika berbicara tentang batik Indonesia. Di tangannya, batik menjadi lebih berkelas.

[ARSIP HAI]

Asal-usulnya tidak jelas, jejaknya ada di beberapa bagian dunia. Namun hanya di Nusantara batik berkembang. Bahkan pendatang asing pun sempat terkesima. Sekarang, orang pun semakin terpesona dengan batik khas Indonesia.

Pertama tayang di Majalah HAI pada Agustus 1992

---

Intisari hadir di WhatsApp Channe, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Sampai sekarang para ahli tidak bisa menentukan asal-usul batik. Seni menghias kain dengan malam ini diperkirakan sempat menyebar ke seluruh dunia.

Ini terbukti dengan adanya peninggalan-peninggalan yang terdapat di Cina, Jepang, India, Thailand, Turkistan, Eropa bahkan Afrika. Tapi yang jelas, hanya di Indonesia - tepatnya di pulau Jawa dan Sumatera - batik ini berkembang.

PENGARUH PENDATANG

Batik asal Jawa sendiri baru terungkap pada awal abad ke-16 ketika kapal bangsa Eropa untuk pertama kalinya bersandar di pelabuhan Nusantara. Sejak itu kain batik menjadi salah satu komoditi yang diperdagangkan selain rempah-rempah, keramik, teh dan kopi.

Kayanya Indonesia akan rempah-rempah dan hasil bumi menarik banyak orang asing untuk berlomba-lomba datang ke kepulauan Nusantara ini.

Ada yang cuma singgah sebentar tapi ada pula yang menetap sampai puluhan tahun, bahkan ratusan tahun. Sudah tentu para pendatang tersebut menyesuaikan diri dengan penduduk setempat yang secara langsung mempengaruhi perkembangan teknik batik.

Perkembangan batik sendiri masih dipengaruhi oleh kebudayaan Cina yang sudah masuk ke kepulauan Nusantara pada awal abad masehi. Kemudian kebudayaan Hindu dari India masuk ke Indonesia bersamaan masuknya agama Hindu sekitar tahun 150 masehi.

Dan terakhir, kebudayaan Islam masuk ke Indonesia dan mempengaruhi kebudayaan setempat pada tahun 1275.

BATIK PESISIR

Di daerah pesisir, kontak yang terjadi tidak hanya dengan dunia luar saja, tapi juga kontak antar daerah. Misalnya saja orang-orang Madura yang terkenal sebagai pelaut menyinggahi pelabuhan Lasem, Indramayu dan Cirebon.

Inilah yang menyebabkan corak ragam hias dan warna batik di daerah pedalaman berbeda dengan daerah pedalaman Jawa.

Selain itu, hubungan antardaerah menyebabkan adanya persamaan ragam hias antara batik dari daerah yang satu dan daerah yang lain.

Dari perbedaan ragam hias dan warna, batik sebenarnya bisa dibagi menjadi dua bagian besar. Batik pesisir, yang berkembang dan dipakai oleh masyarakat di daerah pesisir utara pulau Jawa dan sebagian pantai timur dan pantai Barat Sumatra.

Termasuk di antaranya batik Madura. Sedangkan yang berkembang dan populer di daerah pedalaman Jawa dikenal dengan nama batik Solo atau Yogya.

Kedua jenis batik ini dalam hal penampilan jelas berbeda. Dari ragam hias beserta coraknya, batik pesisir terlihat lebih bebas dan beragam. Demikian pula dengan warnanya. Batik pesisir pada umumnya memiliki warna-warna yang cerah.

Sebaliknya, batik Solo dan Yogya memiliki ragam hias yang lebih teratur - terkadang sangat simetris - dengan dominasi warna coklat dan tanah. Warna warna ini dikenal dengan warna-warna sogan.

Karena letaknya di pinggir pantai dan sering bersentuhan dengan kebudayaan luar, ragam hias yang ditampilkan oleh batik pesisir sangat beragam. Ragam hias yang berasal dari kebudayaan luar - seperti kembang, corak porselen cina dan lain-lainnya - sering muncul dalam batik jenis ini.

Unsur luar pun tidak hanya muncul dalam ragam hias, tapi masuk dan tampil dalam istilah ragam hias itu sendiri. Misalnya saja ragam hias buketan yang bercorak kembang, kemungkinan besar berasal dari kata bouquet yang dibawa oleh bangsa Belanda.

KOSTUM

Sejak zaman dahulu, kain batik dipakai sebagai pakaian sehari-hari di kalangan masyarakat. Tak hanya itu, untuk pakaian upacara kebesaran pun, batik pun dipakai. Biasanya hanya ragam hias dan warnanya saja yang membedakan penggunaan.

Dengan datangnya bangsa asing, batik pun semakin berkembang penggunaannya. Bangsa asing pun memakai kain batik untuk kemeja sehari-hari. Baik yang prianya maupun wanitanya.

Nah, dari sinilah batik ini berkembang dan mulai dipakai dalam pakaian-pakaian barat - seperti rok, blus, hem - sampai sekarang. Coraknya semakin berkembang. Demikian pula dengan warnanya.

Apalagi dengan perkembangan teknologi, batik sudah bisa diproduksi secara massal, sehingga batik semakin dikenal dan makin populer. Dalam perkembangannya yang terakhir, batik sudah mendapat sentuhan tangan-tangan perancang sehingga lebih berselera internasional.

IWAN TIRTA

Jika kita bicara tentang batik, ada satu hal yang tidak bisa lepas dan tidak boleh dilupakan yaitu, "Iwan Tirta". Seorang perancang kawakan yang menguasai batik dan telah mendalaminya sejak puluhan tahun.

Perancang yang sering dijuluki sebagai maestro batik ini sudah mulai merintis kariernya ketika dia baru lulus dari Fakultas Hukum di tahun 1965.

Corak kuno yang dia hidupkan kembali terlihat semarak di atas panggung. Wama-warna pastel yang dipadu dengan warna-warna mencolok tampak serasi, lalu- lalang di bawah sinar lampu sorot. Belum lagi baju-baju cowoknya yang mempunyai ragam hias yang besar dengan warna-warna yang nge-pop yang memberi nafas baru dalam dunia batik Indonesia.

Tapi meski dibilang nge-pop, jelas harga yang ditawarkan bukanlah harga yang nge-pop. Yah, ini bisa dimaklumi karena untuk sehelai batik Iwan Tirta - yang bisa mencapai jutaan rupiah - diperlukan waktu berminggu-minggu dalam proses pembuatannya.

Benar-benar diperlukan kesabaran serta ketelitian yang sangat besar untuk dapat menghasilkan karya-karya ini. Jelas apa yang dihasilkan oleh Mas Iwan merupakan hasil karya seni yang tinggi.

Tampilnya batik Iwan Tirta yang berkesan wah dan cantik itu juga didukung oleh tarikan garis sketsa Chossy Latu yang direalisasi dalam bentuk rancangan pakaian jadi. Garis klasik dan feminin yang ditawarkan Chossy lewat bahan batik Iwan Tirta sangat pas.

Karakter rancangan Chossy yang elegan serta feminin, benar-benar dapat berjalan beriringan dengan karakter batik Iwan Tirta yang wah dan cantik. Benar-benar anggun. Hanya satu kata yang bisa dilontarkan untuk Mas Iwan dan Chossy. Bravo!!!

Artikel Terkait