Find Us On Social Media :

Cara Pemerintah Indonesia Menumpas Gerakan Separatis Andi Aziz

By Afif Khoirul M, Jumat, 27 September 2024 | 18:40 WIB

Ilustrasi - Berikut ini latar belakang terjadinya pemberontakan Andi Aziz.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di ufuk timur Nusantara, ketika embun fajar masih menyelimuti Sulawesi, angin pemberontakan berhembus kencang.

Andi Aziz, seorang perwira KNIL yang berjiwa patriotik namun terjebak dalam pusaran idealisme sempit, mengangkat senjata melawan Republik Indonesia Serikat (RIS) yang baru saja berdiri. Makassar, kota pelabuhan yang biasanya tenang, mendadak menjadi panggung pergolakan.Pada tanggal 5 April 1950, pemerintah RIS mengirimkan pasukan APRIS ke Makassar. Langkah ini, yang dimaksudkan untuk menjaga keamanan, justru disalahartikan oleh Andi Aziz sebagai bentuk intervensi.

Ia merasa kedaulatan Negara Indonesia Timur (NIT), yang ia perjuangkan, terancam. Bagai bara api yang disulut angin, pemberontakan pun berkobar.Pasukan Andi Aziz menduduki tempat-tempat strategis, menangkap pejabat pemerintah, dan menimbulkan kekacauan.Pemerintah RIS, yang dipimpin oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Hatta, tidak tinggal diam. Mereka memahami bahwa pemberontakan ini bukan hanya ancaman bagi keamanan, tetapi juga ujian bagi keutuhan bangsa yang masih rapuh.

Pada tanggal 8 April 1950, pemerintah mengeluarkan ultimatum kepada Andi Aziz. Ia diminta untuk melaporkan diri ke Jakarta dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jika tidak, konsekuensi berat akan menanti.Namun, ultimatum ini tidak diindahkan. Andi Aziz, yang merasa berada di pihak yang benar, tetap bertahan. Ia yakin bahwa perjuangannya adalah untuk kepentingan rakyat NIT. Makassar pun menjadi medan pertempuran.

Suara tembakan dan ledakan bom memecah keheningan malam. Rakyat, yang semula hanya menjadi penonton, kini terjebak dalam pusaran konflik.Operasi Militer dan DiplomasiPemerintah RIS menyadari bahwa penyelesaian secara militer saja tidak cukup. Diplomasi juga harus dikedepankan.

Presiden Soekarno, dengan kebijaksanaan dan kewibawaannya, berusaha membuka jalan dialog. Ia mengirimkan utusan untuk menemui Andi Aziz, mengajaknya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.Sementara itu, operasi militer tetap berjalan. Pasukan APRIS, di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang, bergerak maju dengan hati-hati. Mereka tidak ingin menimbulkan korban sipil yang tidak perlu. Pertempuran demi pertempuran terjadi.

Darah tumpah, nyawa melayang. Namun, semangat juang pasukan APRIS tidak pernah padam. Mereka berjuang demi keutuhan bangsa, demi masa depan Indonesia.Setelah melalui pertempuran sengit dan negosiasi yang alot, akhirnya pada tanggal 15 April 1950, Andi Aziz bersedia datang ke Jakarta. Ia dijanjikan amnesti oleh pemerintah.

Namun, setibanya di Jakarta, ia justru ditangkap dan diadili.Pemberontakan Andi Aziz pun berakhir. Makassar kembali tenang, namun luka yang ditinggalkan begitu dalam.Hikmah dari Peristiwa Andi AzizPeristiwa Andi Aziz mengajarkan kita banyak hal. Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa adalah harga mati yang harus dijaga. Bahwa perbedaan pendapat harus diselesaikan dengan cara-cara yang damai dan bermartabat.

Bahwa kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan baru.Pemerintah RIS, dalam menghadapi pemberontakan Andi Aziz, menunjukkan ketegasan dan kebijaksanaan. Mereka tidak ragu menggunakan kekuatan militer untuk menjaga kedaulatan negara, namun juga tidak menutup pintu dialog.

Mereka memahami bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya. Dan hanya dengan persatuan dan kesatuan, bangsa ini bisa mencapai cita-citanya.Sumber:Buku Sejarah Nasional Indonesia Kelas XI, Kemendikbud

Pemberontakan Andi Azis / Andi Azis Rebellion - Munasprok

Upaya Pemerintah Menghadapi Pemberontakan Andi Azis - KOMPAS.com

Peristiwa Andi Azis - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---