Find Us On Social Media :

Bagaimana Sikap Bangsa Indonesia pada Awal Kedatangan Bangsa Barat?

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 21 September 2024 | 10:04 WIB

Itulah artikel tentang bagaimana sikap bangsa Indonesia pada awal kedatangan bangsa Barat? Semoga bermanfaat untuk para pembaca.

Inilah artikel tentang bagaimana sikap bangsa Indonesia pada awal kedatangan bangsa Barat? Semoga bermanfaat untuk para pembaca.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Lantaran lokasinya yang strategis, Indonesia menjadi persinggahan bangsa-bangsa Asing. Tak terkecuali bangsa-bangsa Barat seperti Portugis, Inggris, dan Belanda.

Lalu bagaimana sikap bangsa Indonesia pada awal kedatangan bangsa Barat?

Di antara bangsa-bangsa Barat yang pernah datang ke Indonesia, Belanda, yang bercokol ratusan tahun, tentu yang menjadi reaksi terbesar dari masyarakat setelah. Kedatangan Belanda di Indonesia pada akhir abad ke-16 awalnya untuk berdagang.

Reaksi rakyat pribumi saat itu beragam. Ada yang menolak, namun ada yang menyambut ramah bahkan bekerja sama. Dikutip dari A History of Modern Indonesia since c. 1200 (2008) karya MC Ricklefs, Belanda pertama tiba di Nusantara pada 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.

Baca Juga: Pengaruh Kolonialisme Barat dalam Bidang Politik dan Pemerintahan di Indonesia: Sebuah Kisah Transformasi dan Perlawanan

Di Banten, tempat Belanda pertama mendarat di Nusantara, Belanda awalnya disambut baik. Namun sikap bangsa Belanda yang kerap memaksa membuat Belanda akhirnya diusir oleh Kesultanan Banten.

Setelah Belanda berlayar di sepanjang pantai utara Jawa untuk menuju ke timur, konflik kerap terjadi. Di Sidayu, Gresik, Belanda kehilangan 12 anak buahnya yang tewas dalam serangan yang dilancarkan rakyat Jawa. Di lepas pantai Madura, Belanda membunuh seorang penguasa setempat.

Penguasa itu tengah mendayung perhunya untuk mendekati kapal Belanda untuk berbicara dengan mereka. Ekspedisi kedua Pada upaya ekspedisi kedua, baru Belanda menerima sambutan baik. Di bawah pimpinan Jacob van Neck, pada 1598, kedatangan Belaanda disambut baik oleh Banten.

Setelah berdagang di Tuban, van Neck dan rombongan melanjutkan perjalanan ke timur. Mereka singgah di Tuban dan tiba di Maluku pada 1599. Jacob van Neck menjadi penjelajah pertama Belanda yang sampai di 'Kepulauan Rempah-rempah' Maluku.

Sesampai di Maluku, Belanda disambut ramah. Bahkan Kesultanan Ternate bekerja sama dengan Belanda pada 1605 untuk berperang mengusir Portugis yang lebih dulu memonopoli perdagangan di sana.

Perlawanan rakyat terhadap Belanda

Keuntungan berlipat dari perdagangan di Nusantara membuat para pengusaha Belanda berlomba-lomba ke sana. Belanda sampai membuat kongsi dagang Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).

Tapi kehadiran VOC di Indonesia belakangan menyengsarakan rakyat. Berbagai perlawanan dilakukan rakyat Indonesia. Berikut perlawanan rakyat Indonesia terhadap bangsa Belanda:

- Perlawanan Kesultanan Aceh di bawah Sultan Iskandar Muda (1607-1639)

- Perlawanan Kesultanan Ternate dan Tidore Perlawanan Kesultanan Banten di bawah Sultan Agung (1628)

- Perlawanan Kesultanan Banten di bawah Sultan Ageng Tirtayasa

- Perlawanan Kesultanan Gowa dipimpin Sultan Hasanuddin (1667)

- Perlawanan Kerajaan Siak Sri Indrapura di Riau (1751)

- Perlawanan orang China di Batavia (1740)

- Perlawanan rakyat Jawa di bawah Pangeran Mangkubumi dan Mas Said

Setelah VOC bubar, Indonesia berada di bawah kolonialisme Kerajaan Belanda. Pemerintah Hindia Belanda mengatur segala aspek kehidupan di Nusantara. Perlawanan terus dilakukan terhadap kekejaman pemerintah kolonial.

Berikut sejumlah perang yang meletus:

- Perang Tondano (1808-19809)

- Perang Pattimura (1817)

- Perang Padri (1821-1837)

- Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830)

- Perang di Bali (Puputan Bayu)(1771-1773)

- Perang Banjar (1859)

- Perang Aceh (1873-1912)

- Perang Batak (1878)

Itulah artikel tentang bagaimana sikap bangsa Indonesia pada awal kedatangan bangsa Barat? Semoga bermanfaat untuk para pembaca.

Baca Juga: Mentari Terbenam di Konstantinopel, Situasi di Eropa yang Membuat Bangsa Barat ke Dunia Timur