Penulis
Pada pengujung 1990-an, ada isu beredar massif, masuk ke sekolah-sekolah dasar, bikin geger. Itulah isu bolpoin narkoba gara-gara aromanya wangi menyengat.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Dulu, bertahun-tahun yang lalu, Indonesia pernah digegerkan dengan isu bolpoin narkoba yang masuk-masuk ke sekolah kita? Bolpoin itu dicurigai mengandung bahan adiktif karena baunya yang wangi menyengat.
Apa sebenarnya yang terkandung di dalamnya? Benarkah ia narkoba yang telah banyak merenggut nyawa generasi muda Indonesia? Atau ada zat lain? Lalu apa dampak dan bahayanya bagi tubuh kita? Intisari pernah menuliskannya untuk Anda, tayang Februari 2000 dengan judul "Isu Bolpoin Narkoba".
Artikel ini ditulis oleh Drs. Suharjono, M.S. Apt)
Baca Juga: Apakah Persamaannya Keranjingan Bermain Game atau Gadget dengan Pemabuk dan Pengguna Narkoba?
---
Kendati bukan narkoba, bolpoin wangi dikhawatirkan berisi zat kimia yang bisa menyebabkan budek, euforia, dan halusinasi.
Akhir-akhir ini beberapa orangtua murid dan guru di beberapa kota heboh. Ada isu narkoba dimasukkan ke bolpoin. Segera polisi di daerah setempat melakukan operasi pengamanan di toko-toko alat tulis dan mengimbau masyarakat agar mengamankan bolpoin itu.
Polisi dikabarkan akan membantu memeriksa bolpoin-bolpoin itu secara kimia, zat apakah yang terkandung di dalamnya, yang berbau stroberi. Belasan murid sekolah di Malang diwartakan mabuk. Seorang siswa SLTP di Surabaya dibawa ke rumah sakit karena muntah-muntah dan pingsan. Untung tidak ada yang dilaporkan meninggal.
Penulis menduga bahwa zat yang membuat isi bolpoin jadi wangi itu bukan narkoba yang dikhawatirkan banyak pihak, tetapi zat pelarut tinta yang berbau harum dan mudah menguap. Mungkin ditambah esens stroberi atau lainnya. Walaupun bukan narkoba, namun senyawa pelarut itu sama berbahayanya, sehingga kita harus sama waspadanya terhadap penyalahgunaannya.
Jangan banyak-banyak mencium
Di Amerika Serikat bahan berbau harum itu disalahgunakan sebagai inhalan yang dihirup melalui hidung, seperti mentol dalam inhaler untuk meringankan hidung mampet itu: Inhaler-inhaler-an berisi zat yang wangi itu kalau dicium sedikit-sedikit memang tidak apa-apa, tetapi kalau banyak dan terus-menerus, akan menimbulkan keracunan.
Selama November 1999 terdapat 53.003 kasus penyalahgunaan, sedangkan dalam tahun 1999 terdapat 607.699 kasus (data Internet NCADI). Di Indonesia belum ada data, dan mungkin sangat kecil. Tetapi kita harus waspada. Bahan yang bukan inhalan tetapi dipakai sebagai inhalan semacam itu belum diatur penggunaannya oleh undang-undang.
Harganya murah, sehingga dapat disusupkan ke dalam alat tulis, alat kantor, atau kosmetik, untuk membikin laku barang-barang itu, karena wangi dan tampil beda.
Bahan pelarut berbau harum itu kebanyakan berupa cairan yang mudah menguap pada suhu kamar. Zat yang paling banyak kita jumpai sehari-hari ialah thinner untuk mengencerkan cat tembok, cat Duco untuk mobil, atau menghapus cat kuku. Zat yang sama juga dipakai sebagai pengencer Tip Ex, korektor sheet stencil, pelarut tinta bolpoin, spidol, dan marker tahan air.
Di samping itu juga banyak dipakai dalam lem power glue, perekat karet, dan lem plastik.
Kalau pelarut yang berbau wangi itu tercium hanya sebentar ketika tutup kemasan dibuka, memang tidak menimbulkan malapetaka. Tetapi kalau terhirup terlalu banyak (seperti misalnya oleh tukang cat Duco yang tidak memakai masker pelindung hidung) ia bisa segera menyebabkan keracunan diikuti rasa kantuk, sempoyongan, dan agitasi.
Bahan itu kalau sudah masuk ke paru-paru akan cepat sekali didistribusikan ke seluruh tubuh. Kita tidak ingin anak-anak bermain-main dengan zat pelarut semacam itu dan jatuh sakit seperti tukang cat.
Ada pula pelarut berupa senyawa nitrit yang dulu banyak dipakai sebagai pengharum ruangan, namun sejak 1991, bahan baku murninya dilarang beredar di Amerika Serikat, karena mudah meledak dan terbakar dalam keadaan pekat dan panas. Ia harus diencerkan sesuai standar yang ditetapkan. Tidak ada jaminan bahwa zat itu kemudian juga dilarang di negara-negara berkembang karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.
Akibat mencium berkali-kali
Di luar zat pelarut di atas yang pemakaiannya sedikit karena mahal, masih ada lagi pelarut tinta berupa senyawa organik yang lebih massal pemakaiannya karena lebih murah. Ini juga bisa disalahgunakan pemakaiannya, sehingga kita harus lebih waspada. Yaitu pelarut cat dan cat Duco seperti benzena yang sangat beracun kalau pekat dan toluena yang karsinogen (perangsang pembentukan kanker).
Baunya lebih harum dan bisa menyebabkan orang kecanduan membauinya, meskipun bahayanya tidak sebesar narkoba. Ini dipakai untuk tinta spidol dan bolpoin.
Jelas bukan inhalan, tetapi karena baunya harum menyenangkan, ia dihirup secara salah sebagai "inhalan". Celakanya, esens seperti stroberi yang dibubuhkan dalam tinta bolpoin bersama pelarutnya itu kepekatannya makin bertambah.
Kalau bolpoin semacam ini digantung dengan tali pada leher, ia menyebabkan pelajar yang sering melamun, iseng-iseng membaui aromanya yang enak itu berulang kali.
Akibatnya, korban makin berkurang daya dengarnya (alias budek), mengalami euforia (merasa gembira, tapi disusul sedih tiba-tiba), dan halusinasi (melihat dan mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada). Ini jelas memprihatinkan karena ada yang salah tafsir bahwa anak itu "miring". Kalau diabaikan, gangguan akan meningkat ke neuropati (gangguan sistem saraf tepi) yang membuat anak merasa mual ingin muntah.
Tetapi menghadapi masalah ini orang tua dan guru tidak perlu khawatir secara berlebihan. Yang penting lebih waspada, jangan sampai bolpoin wangi disalahgunakan. Dengan memberi penyuluhan, memeriksa tas, dan mengamankan bolpoin selundupan untuk diganti dengan bolpoin biasa, diharapkan anak-anak itu sadar akan bahaya yang mengintai kehidupannya.
---Begitulah sedikit cerita tentang isu bolpoin narkoba yang pernah menggegerkan sekolah-sekolah di Indonesia pada pergantian milenium.