Find Us On Social Media :

Negara Kebangsaan Indonesia Bukan Sekadar Keinginan untuk Bersatu

By Afif Khoirul M, Minggu, 25 Agustus 2024 | 14:00 WIB

Ilustrasi - Sejarah dan kiasan warna serta cara menggunakan bendera warna merah-putih.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di bawah naungan langit zamrud khatulistiwa, di antara untaian zamrud kepulauan yang terbentang luas, lahirlah sebuah negara bernama Indonesia.

Negara yang bukan hanya sekadar goresan di atas peta, melainkan sebuah simfoni perjuangan, perpaduan harmonis dari berbagai latar belakang, budaya, dan bahasa.

Filsuf Perancis, Ernest Renan, pernah mengemukakan pandangannya tentang bangsa, "Le désir d'être ensemble," atau keinginan untuk bersatu.

Namun, Indonesia bukanlah sekadar perwujudan dari keinginan tersebut. Ia adalah sebuah mahakarya yang tercipta dari pergulatan sejarah, perjuangan panjang melawan penjajahan, serta semangat persatuan yang tak tergoyahkan.

Api Perjuangan yang Menerangi Jalan

Sebelum fajar kemerdekaan menyingsing, Indonesia telah lebih dulu ditempa dalam kobaran api perjuangan. Di setiap sudut Nusantara, para pahlawan berjuang dengan gagah berani melawan penjajah, mengorbankan jiwa dan raga demi sebuah impian, kemerdekaan.

Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, dan banyak lagi pahlawan lainnya, telah menorehkan tinta emas dalam sejarah perjuangan bangsa.

Darah, keringat, dan air mata telah membasahi bumi pertiwi. Namun, semangat juang tak pernah padam. Di tengah gempuran penjajah, rakyat Indonesia bersatu, bahu-membahu melawan musuh bersama. Mereka sadar, hanya dengan persatuan dan kesatuan, kemerdekaan dapat diraih.

Sumpah Pemuda: Ikrar Persatuan yang Menggetarkan

Pada tanggal 28 Oktober 1928, di sebuah gedung sederhana di Batavia, berkumpullah para pemuda dari berbagai penjuru Nusantara.