Find Us On Social Media :

Alasan Bung Hatta Dimasukkan Sebagai Salah Satu Penggerak dalam Sejarah Indonesia

By Afif Khoirul M, Senin, 19 Agustus 2024 | 17:17 WIB

Sosok Bung Hatta disebut sebagai penggerak sejarah Indonesia.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di atas panggung sejarah Indonesia yang gemilang, di mana nama-nama besar bertaburan bak bintang-bintang di langit malam, terpatrilah satu nama yang bersinar dengan cahaya yang tak pernah padam, yaitu Mohammad Hatta, atau yang lebih akrab disapa Bung Hatta.

Beliau bukan sekadar tokoh sampingan, melainkan salah satu pilar utama yang menopang tegaknya bangunan kemerdekaan bangsa ini.

Gelar "Penggerak" yang disematkan kepadanya bukanlah tanpa alasan, melainkan sebuah pengakuan atas jasa-jasa beliau yang begitu besar dan tak ternilai harganya.

Bung Hatta adalah seorang negarawan sejati yang memiliki visi jauh ke depan. Sejak muda, beliau telah aktif dalam perjuangan kemerdekaan, baik melalui jalur diplomasi maupun pergerakan bawah tanah.

Pikirannya yang cemerlang dan wawasannya yang luas membuatnya mampu melihat Indonesia bukan hanya sebagai sebuah negara merdeka, tetapi juga sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat di mata dunia.

Salah satu peran penting Bung Hatta dalam sejarah Indonesia adalah sebagai salah satu proklamator kemerdekaan. Bersama dengan Bung Karno, beliau merumuskan teks proklamasi yang menjadi tonggak awal berdirinya Republik Indonesia.

Momen bersejarah tersebut bukan hanya sekadar pembacaan teks, melainkan sebuah deklarasi yang menggetarkan dunia, bahwa bangsa Indonesia telah bangkit dari keterpurukan dan siap menentukan nasibnya sendiri.

Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang ekonom yang brilian. Beliau memiliki pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Gagasan-gagasannya tentang ekonomi kerakyatan dan koperasi menjadi dasar bagi pembangunan ekonomi Indonesia yang berkeadilan sosial.

Beliau percaya bahwa kemerdekaan politik harus diiringi dengan kemerdekaan ekonomi, agar rakyat Indonesia dapat hidup sejahtera dan mandiri.

Selain itu, Bung Hatta juga merupakan seorang diplomat ulung. Beliau berperan penting dalam memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia dari negara-negara lain.

Kemampuannya dalam bernegosiasi dan membangun hubungan baik dengan pemimpin-pemimpin dunia membuat Indonesia diterima sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mendapatkan dukungan internasional dalam menghadapi berbagai tantangan.

Keteguhan prinsip dan integritas moral Bung Hatta juga patut diacungi jempol. Beliau tidak pernah goyah dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara, meskipun harus menghadapi tekanan dan ancaman dari berbagai pihak.

Beliau selalu mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan. Sikapnya yang jujur dan transparan membuatnya dihormati oleh kawan maupun lawan.

Salah satu momen penting yang menunjukkan keteguhan prinsip Bung Hatta adalah ketika beliau mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden pada tahun 1956. Keputusan tersebut diambil karena beliau tidak setuju dengan kebijakan pemerintah yang dianggap menyimpang dari cita-cita proklamasi.

Meskipun banyak yang menyesalkan keputusannya, Bung Hatta tetap teguh pada pendiriannya. Beliau lebih memilih untuk menjaga martabatnya daripada berkompromi dengan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya.

Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang penulis dan pemikir yang produktif. Beliau telah menghasilkan banyak karya tulis yang membahas berbagai masalah kebangsaan, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga pendidikan.

Tulisan-tulisannya tidak hanya berisi analisis yang tajam, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai moral dan kebijaksanaan. Karya-karyanya tersebut menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang dan berkarya demi kemajuan bangsa.

Salah satu karya Bung Hatta yang paling terkenal adalah buku "Alam Pikiran Yunani" yang diterjemahkan dari karya Bertrand Russel. Buku tersebut membahas tentang perkembangan pemikiran filsafat di Yunani kuno.

Melalui buku tersebut, Bung Hatta ingin memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia tentang pentingnya berpikir kritis dan rasional dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.

Selain itu, Bung Hatta juga menulis buku "Indonesia Vrij" yang diterbitkan pada tahun 1928. Buku tersebut berisi kritik terhadap kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang dianggap merugikan rakyat Indonesia.

Buku tersebut sempat dilarang beredar oleh pemerintah Belanda, namun tetap menjadi bacaan wajib bagi para pejuang kemerdekaan.

Bung Hatta juga merupakan seorang pendidik yang berdedikasi. Beliau pernah mengajar di berbagai sekolah dan perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Beliau selalu menekankan pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa.

Menurutnya, pendidikan bukan hanya sekadar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan moral. Beliau berharap agar generasi muda Indonesia dapat menjadi generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan cinta tanah air.

Salah satu jasa Bung Hatta di bidang pendidikan adalah pendirian Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta pada tahun 1949. Beliau menjadi salah satu penggagas berdirinya universitas tersebut yang bertujuan untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Universitas Gadjah Mada kini telah berkembang menjadi salah satu universitas terbaik di Indonesia dan menjadi kebanggaan bangsa.

Kehidupan pribadi Bung Hatta juga patut menjadi teladan. Beliau dikenal sebagai sosok yang sederhana, bersahaja, dan jauh dari kemewahan. Meskipun pernah menduduki jabatan penting di pemerintahan, beliau tidak pernah memanfaatkan kedudukannya untuk memperkaya diri sendiri atau keluarganya.

Beliau lebih memilih untuk hidup apa adanya dan mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk kepentingan bangsa dan negara.

Kesederhanaan Bung Hatta tercermin dari rumah tinggalnya yang sederhana di Jalan Diponegoro, Jakarta. Rumah tersebut kini telah dijadikan museum dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang banyak dikunjungi oleh masyarakat.

Di dalam museum tersebut, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi pribadi Bung Hatta, mulai dari buku-buku, pakaian, hingga perabotan rumah tangga. Semua koleksi tersebut menunjukkan betapa sederhananya kehidupan Bung Hatta, meskipun beliau adalah seorang tokoh besar.

Bung Hatta wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Jakarta. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia.

Namun, semangat juang dan nilai-nilai luhur yang beliau wariskan tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa. Beliau akan selalu dikenang sebagai salah satu putra terbaik bangsa yang telah berjasa besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun Indonesia.

Gelar "Penggerak" yang disematkan kepada Bung Hatta adalah sebuah penghargaan yang pantas beliau terima. Jasa-jasa beliau yang begitu besar dan tak ternilai harganya telah membawa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat.

Semoga semangat juang dan nilai-nilai luhur yang beliau wariskan dapat terus menginspirasi generasi muda Indonesia untuk melanjutkan perjuangan membangun Indonesia yang lebih baik.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---