Find Us On Social Media :

Bagaimana Belanda Menanggapi Kemerdekaan Indonesia?

By Afif Khoirul M, Minggu, 28 Juli 2024 | 07:40 WIB

Agresi Militer Belanda I ketika Yogyakarta direbut Belanda.

Baca Juga: Sang Fajar Terbit di Nusantara, Misteri Kemenangan Jepang di Bumi Pertiwi

Bagian 2

Setelah Aksi Polisionil berakhir, Indonesia tidak langsung merasakan kedamaian. Luka perang masih menganga, ekonomi porak-poranda, dan politik dalam negeri bergejolak. Namun, semangat juang yang telah ditempa di medan perang tidak padam. Sebaliknya, ia semakin membara, menjadi bahan bakar untuk membangun kembali negeri yang porak-poranda.

Di tengah keterbatasan, Indonesia menunjukkan keuletan dan kreativitasnya. Para pemimpin bangsa, dengan dukungan rakyat, bekerja keras untuk memulihkan ekonomi, membangun infrastruktur, dan memperbaiki sistem pemerintahan. Upaya diplomasi juga ditingkatkan untuk mendapatkan pengakuan internasional atas kedaulatan Indonesia.

Perjuangan ini tidaklah mudah. Belanda, meski telah menghentikan aksi militer, masih berusaha mempertahankan pengaruhnya di Indonesia. Mereka mengobarkan propaganda, mempersenjatai kelompok-kelompok separatis, dan menghalangi upaya Indonesia untuk mendapatkan pengakuan internasional.

Namun, semangat "Sekali Merdeka, Tetap Merdeka" tidak pernah padam. Rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, bersatu padu melawan segala bentuk penjajahan. Para diplomat Indonesia berjuang di forum internasional, memperjuangkan hak bangsa untuk menentukan nasib sendiri.

Setelah perjuangan yang panjang dan berliku, akhirnya pada tanggal 27 Desember 1949, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia secara penuh. Bendera Merah Putih berkibar dengan gagah di seluruh pelosok negeri, menandai babak baru dalam sejarah bangsa.

Kemerdekaan yang telah diraih dengan darah dan air mata ini bukanlah akhir dari perjuangan. Sebaliknya, ia adalah awal dari sebuah perjalanan panjang untuk membangun Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat. Perjuangan ini terus berlanjut hingga hari ini, dari generasi ke generasi.

Semangat juang para pahlawan di Kampung Bulu dan daerah-daerah lainnya menjadi inspirasi bagi kita semua. Ia mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah, untuk terus berjuang demi cita-cita luhur bangsa. Ia mengingatkan kita bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah, melainkan hasil dari perjuangan yang tak kenal lelah.

Kini, 77 tahun setelah peristiwa Tambun, Indonesia telah tumbuh menjadi negara yang besar dan kuat. Namun, tantangan masih menghadang. Kemiskinan, korupsi, dan ketidakadilan sosial masih menjadi masalah yang harus kita hadapi bersama.

Mari kita jadikan semangat perjuangan para pahlawan sebagai obor penerang dalam menghadapi tantangan-tantangan ini. Mari kita bekerja keras, berinovasi, dan berkolaborasi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik bagi semua.

Embun pagi di Tambun mungkin telah lama menguap, namun semangat juang yang lahir di sana akan terus hidup dan menyala dalam jiwa setiap anak bangsa. Ia adalah warisan berharga yang harus kita jaga dan lestarikan.

Karena, seperti kata Bung Karno, "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." Mari kita buktikan bahwa kita mampu mengatasi segala tantangan dan mewujudkan Indonesia yang gemilang di masa depan.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---