Salah satu pilar utama dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah penyediaan konten pembelajaran yang beragam. Guru tidak hanya menyajikan informasi dalam satu format, melainkan menawarkan berbagai pilihan agar siswa dapat memilih cara belajar yang paling sesuai dengan mereka.
Misalnya, siswa yang memiliki gaya belajar visual dapat diberikan materi dalam bentuk gambar, diagram, atau video. Sementara itu, siswa yang lebih suka belajar secara auditori dapat mendengarkan penjelasan guru atau rekaman audio.
Selain itu, guru juga dapat memberikan tugas yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Siswa yang sudah menguasai materi dapat diberikan tugas yang lebih menantang, sementara siswa yang masih membutuhkan bantuan dapat diberikan tugas yang lebih sederhana.
Dengan demikian, setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan mereka sendiri.
Baca Juga: Urutan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka: Melodi Menuju Merdeka Belajar
Proses Pembelajaran yang Fleksibel
Pembelajaran berdiferensiasi juga menekankan pentingnya proses pembelajaran yang fleksibel. Guru tidak hanya menggunakan satu metode pembelajaran, melainkan menawarkan berbagai pilihan agar siswa dapat memilih cara belajar yang paling efektif bagi mereka.
Misalnya, siswa dapat belajar secara mandiri, berkelompok, atau melalui proyek.
Selain itu, guru juga dapat memberikan umpan balik yang berbeda-beda kepada setiap siswa. Siswa yang sudah menunjukkan kemajuan dapat diberikan umpan balik yang lebih positif, sementara siswa yang masih membutuhkan bantuan dapat diberikan umpan balik yang lebih konstruktif.
Dengan demikian, setiap siswa dapat terus berkembang dan mencapai potensi terbaik mereka.
Produk Akhir yang Bermakna
Pembelajaran berdiferensiasi juga mendorong siswa untuk menghasilkan produk akhir yang bermakna. Produk akhir tidak hanya berupa tes atau ujian, melainkan dapat berupa karya tulis, presentasi, proyek, atau bahkan karya seni.