Find Us On Social Media :

Penangkapan Pangeran Diponegoro dan Kisah Lukisan Raden Saleh

By Afif Khoirul M, Jumat, 12 Juli 2024 | 08:30 WIB

Lukisan Raden Saleh tentang penangkapan Pangeran Diponegoro.

Intisari-online.com - Di balik modernitas Indonesia, sebuah lukisan karya Raden Saleh terus memancarkan pesonanya, tak lekang oleh waktu. Lukisan berjudul "Penangkapan Pangeran Diponegoro" ini bagaikan jendela sejarah, membawa kita kembali ke momen penting dalam perlawanan melawan kolonialisme Belanda.

Lebih dari sekadar karya seni, lukisan ini merupakan narasi perjuangan dan pengkhianatan, pengingat akan tekad seorang pahlawan dan kelicikan penjajah.

_________________________________

Pangeran Diponegoro, putra tertua Sultan Yogyakarta, bukan sosok biasa. Di balik darah bangsawan yang mengalir di nadinya, tertanam jiwa pemberontak yang membara. Beliau menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Belanda secara perlahan merenggut kekuasaan dan kekayaan rakyat Jawa.

Diponegoro tak tinggal diam. Pada tahun 1825, beliau mengangkat senjata, memicu Perang Jawa yang menggetarkan bumi Jawa selama lima tahun.

Perang ini bukan sekadar perebutan tahta, melainkan perlawanan rakyat yang tertindas terhadap penjajah yang serakah. Diponegoro, dengan kepemimpinannya yang inspiratif, berhasil menyatukan berbagai golongan, dari bangsawan hingga rakyat jelata, untuk melawan Belanda.

Meskipun pada akhirnya harus menyerah, semangat perjuangan Diponegoro tak pernah padam. Beliau menjadi simbol perlawanan, pahlawan yang dihormati dan dikenang hingga kini.

Penangkapan: Sebuah Momen Penuh Kelicikan

Menurut Smarthistory, lukisan Raden Saleh mengabadikan momen penangkapan Diponegoro pada tanggal 28 Maret 1830. Di bawah langit senja yang kelam, terlihat Diponegoro yang gagah perkasa, dikelilingi oleh tentara Belanda. Beliau berdiri tegak, tak gentar meskipun dihadapkan pada kekalahan.

Di matanya terpancar tekad yang tak tergoyahkan, tekad untuk terus melawan penindasan.

Namun, di balik momen dramatis ini, tersembunyi tipu muslihat Belanda. Letnan Jenderal De Kock, sang penjajah licik, mengundang Diponegoro dengan janji perdamaian. Namun, undangan itu hanyalah jebakan untuk menjebak sang pangeran.

Kepercayaan Diponegoro dikhianati, dan beliau pun harus menelan pil pahit kekalahan.

Lukisan Saleh: Sebuah Karya Penuh Makna

Raden Saleh, sang maestro seni, melukiskan adegan penangkapan ini dengan penuh makna. Beliau bukan hanya menggambarkan peristiwa sejarah, tetapi juga menyampaikan pesan tentang perjuangan, pengkhianatan, dan kepahlawanan.

Lukisan ini bukan sekadar kanvas yang dihiasi warna, melainkan sebuah narasi yang mendebarkan.

Setiap goresan kuas Saleh menceritakan kisah tentang keberanian, pengorbanan, dan rasa cinta tanah air.

Penangkapan Diponegoro adalah momen kelam dalam sejarah, namun lukisan Saleh menjadi pengingat bahwa semangat perjuangan takkan pernah padam.

Baca Juga: Panembahan Senopati Sang Pendiri Mataram Terpikat dengan Kecantikan Nyi Roro Kidul

Warisan Diponegoro dan Saleh

Pangeran Diponegoro telah tiada, namun semangatnya terus hidup dalam jiwa bangsa Indonesia. Beliau menjadi simbol perlawanan, pengingat bahwa rakyat tak boleh tunduk pada penindasan.

Lukisan Raden Saleh pun menjadi warisan budaya yang tak ternilai, sebuah karya seni yang tak hanya indah, tetapi juga sarat makna.

Penangkapan Pangeran Diponegoro bukan hanya lukisan biasa, melainkan sebuah kisah yang tak lekang oleh waktu.

Kisah tentang perjuangan, pengkhianatan, dan kepahlawanan yang terus menginspirasi generasi muda untuk berani melawan ketidakadilan dan memperjuangkan kemerdekaan.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---