Find Us On Social Media :

Pelarian Johny Indo Keluar Dari Nusakambangan

By Afif Khoirul M, Kamis, 11 Juli 2024 | 09:30 WIB

Johny Indo

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com, Nusakambangan, 1979 - Gelombang laut menghantam karang di pesisir Pulau Nusakambangan dengan ganas, bagaikan teriakan amarah yang tak terbendung. Di balik tembok kokoh Lapas Batu, Johny Indo, sang legenda perampok kelas kakap, mendelikkan matanya ke arah lautan lepas. Kerinduan akan kebebasan menggerogoti jiwanya.

Sudah 5 tahun Johny mendekam di neraka Nusakambangan, jauh dari hiruk pikuk Jakarta yang menjadi saksi bisunya aksi-aksi nekatnya. Dikenal sebagai "Robin Hood Indonesia", Johny merampok para konglomerat dan membagikan hasil jarahannya kepada rakyat kecil.

Ia bergerak bersama komplotannya yang diberi nama gangster Pachinko (Pasukan China Kota).

Mereka sempat membuat geger karena kerap melakukan aksi perampokan terhadap orang-orang kaya asing di Indonesia.

Meskipun aksinya meresahkan, Johny tetap dipuja sebagai pahlawan bagi kaum marginal. Keberaniannya menantang penguasa dan kepeduliannya terhadap rakyat miskin menjadikannya legenda hidup.

Selama melangsungkan aksinya merampok emas pada akhir tahun 1970 hingga awal 1980, dia telah mengumpulkan 129 kilogram emas.

Di balik jeruji besi, Johny tak henti memutar otak untuk melarikan diri. Berkali-kali dia mencoba, namun selalu gagal. Keamanan Nusakambangan yang super ketat tak mudah ditembus.

Suatu malam, saat badai dahsyat melanda pulau, Johny melihat kesempatannya. Hujan deras dan angin kencang melumpuhkan sistem kelistrikan lapas. Penjagaan pun menjadi lengah.

Dengan sigap, Johny dan beberapa rekannya memanjat tembok lapas yang tinggi. Satu per satu, mereka berhasil melompat ke laut yang bergelombang ganas. Arus laut yang kuat menyeret mereka menjauh dari pulau itu.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Penjara dan Tempat Eksekusi, Inilah Sejarah Pulau Nusakambangan

Pelarian Penuh Rintangan

Hari-hari pelarian Johny penuh dengan rintangan. Dia harus bersembunyi dari kejaran petugas, kelaparan, dan penyakit. Rasa rindu pada keluarga pun selalu menghantuinya.

Namun, Johny tak pernah menyerah. Tekadnya untuk bebas dan memulai hidup baru menjadi kekuatannya. Dia terus bergerak, mencari jalan keluar dari pulau Jawa.

Pada bulan Mei 1982, Johny melarikan diri dengan bantuan 34 narapidana di Nusakambangan.

Bahkan sudah muncul perintah untuk 'tembak di tempat' jika ada aparat kepolisian yang melihat Johny.

Rumah istrinya di Jakarta menjadi sasaran penggeledahan polisi.

Selama 12 hari hilang, ternyata Johny masih bersembunyi di sekitar pulau Nusakambangan dan menyerahkan diri pada polisi di sekitar hutan bakau.

Menuju Penebusan Dosa

Johny akhirnya memutuskan untuk menyerahkan diri. Dia lelah dengan hidup yang penuh ketakutan dan ingin menebus dosa-dosanya.

Johny kembali ke Nusakambangan untuk menjalani sisa hukumannya. Di balik jeruji besi, dia mendalami ilmu agama dan menjadi pendakwah bagi para narapidana lain.

Johny Indo keluar dari penjara pada tahun 1991 sebagai manusia yang baru. Dia bertekad untuk menjalani hidup yang jujur dan bermanfaat bagi orang lain.

Kisah kelam tersebut terurai dengan lancar dan polos oleh Jhony yang saat ini berganti nama menjadi Ki Umar Billah Al-Jhon Indo.

Beberapa cerita yang bersifat pribadi tetapi menggugah pun turut disampaikannya di hadapan 30 mantan warga binaan di Kota Bengkulu.

Selain menyampaikan kisah kelam pada masa muda, Johny juga mengisahkan perjalanan hidup yang mengarahkannya menjadi seorang pendakwah dari kampung ke kampung dan menjadi pengusaha batu akik di kawasan Pasar Poncol, Jakarta.