Find Us On Social Media :

Di Zaman Porkas, Gunung Kemukus Jadi Rujukan Orang Gampang Dapat Fulus, Ada Ritual Intimnya

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 5 Juli 2024 | 14:20 WIB

Di zaman Porkas, beberapa tempat wingit jadi ramai dikunjungi untuk ngalap berkah dan minta nomor, tak terkecuali Gunung Kemukus di Jawa Tengah.

Hati-hati plat kuning

"Piyambak mawon, Mas?" atau "Piyambak mawon, Mbak?" adalah kata-kata kunci pembuka perkenalan di antara peziarah Gunung Kemukus. Kalau yang ditanya kebetulan memang piyambak mawon alias sendiri saja, maka artinya perkenalan boleh dilanjutkan dengan bercakap-cakap santai di bawah pepohonan.

Kalau keduanya–laki dan dan perempuan, tentunya–juga ternyata punya niat yang sama, ngalap berkah Pangeran Samudra, bisa saja malamnya mereka tidur bersama.

Namun, mencari "jodoh" di Kemukus tak semudah yang disangka Selain dibutuhkan keberanian mengawali perkenalan, peziarah juga harus jeli dalam memilih pasangan. Maklum, selain kaum peziarah sejati, Kemukus juga dipenuhi laki-laki iseng dan para WTS.

Pelacur yang banyak berkeliaran di seputar makam selalu berusaha mengecoh peziarah. Dengan gaya lugu mereka selalu mengaku pada siapa saja bahwa mereka juga peziarah dari jauh dan baru pertama kali datang ke Kemukus. Peziarah baru yang belum kenal medan Kemukus banyak yang tertipu.

Maksud hati mencari teman ngalap berkah, tahunya malah jatuh ke pelukan kupu-kupu malam atau laki-laki hidung belang yang cuma mau ngalap berahi.

"Kalau sudah dua-tiga kali ke sini, baru kita tahu mana peziarah asli, mana wanita plat kuning yang memang mangkal di Kemukus,” kata Suhaindi, peziarah yang mengaku rajin ke Kemukus setelah usaha dagangnya hancur gara-gara diguna-gunai orang.

Umumnya, peziarah menghindari hubungan dengan wanita sewaan. Bukan hanya karena ini berarti harus dikeluarkannya biaya ekstra, tapi juga karena dengan wanita begituan kelanggengan hubungan sulit dipertahankan.

"Bisa saja malam ini dia tidur dengan kita, tapi bulan depan main dengan orang lain," cerita seorang peziarah. "Maklum, namanya juga wanita bayaran."

Namun, "fatwa" para juru kunci makam rupanya kurang jelas mengatur soal teman kencan ini. Soal hubungan dengan wanita plat kuning tak pernah disebut bagaimana hukumnya. Karenanya, tidak aneh kalau ada sementara peziarah mencari jalan yang gampang saja. Pokoknya, asal tetap mematuhi prinsip tak berganti-ganti pasangan selama tujuh kali berturut-turut.

Dari mulut ke mulut

Para peziarah rupanya yakin benar bahwa Gunung Kemukus membawa tuah. Mereka umumnya merasa usaha datang jauh-jauh ke sana tak cuma-aima. Kalaupun tidak, pasti bukan Pangeran Samudra yang salah, tapi karena si peziarah dianggap kurang tekun atau kurang sabar.

"Kalau tidak ada hasilnya, mana mungkin begini banyak orang yang datang," jelas Partini sambil menunjuk barisan panjang orang yang antre di muka bilik juru kunci Sendang Ontrowulan yang akan menyampaikan permohonan mereka pada Pangeran Samudra.

Seperti banyak yang lain, Partini tahu tentang Gunung Kemukus, komplet dengan kisah Pangeran Samudra-nya, dari teman-teman sedesanya. Hatinya tergerak untuk mengunjungi sendiri setelah melihat keberhasilan mereka yang pernah ngalap berkah di tempat peziarahan itu.

Mereka yang datang ke Kemukus hampir semua orang-orang kecil, entah itu pedagang, petani gurem atau buruh. Pangeran Samudra rupanya mampu memberi ketenangan lahir-batin pada orang-orang yang selalu hidup dihimpit bermacam kesusahan ini.

Sesekali memang ada juga orang-orang terkenal yang ingin menjajal kesaktian Pangeran Samudra dan ikut-ikutan berziarah ke Kemukus. Konon, seorang bintang layar putih kita yang biasa main dalam film-film bertema horor atau perdukunan juga pernah ke sana. Apa dia juga sempat nglakoni syarat-syarat yang diminta Pangeran Samudra, entahlah.

Begitulah cerita tentang Gunung Kemukus yang pernah begitu ramai, salah satunya dipakai orang untuk mendapatkan nomor PORKAS.