Find Us On Social Media :

Inilah Yang Dilakukan Penyair Chairil Anwar Saat Tidak Berpuisi

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 1 Juli 2024 | 14:28 WIB

Chairil Anwar, jika tidak berpuisi ternyata jadi sosok yang sangat 'berbahaya'--dalam arti baik. Dialah yang diamani Sutan Sjahrir mengabarkan kekalahan Jepang kepada kelompok pemuda.

Chairil Anwar, jika tidak berpuisi ternyata jadi sosok yang sangat 'berbahaya'--dalam arti baik. Dialah yang diamanahi Sutan Sjahrir mengabarkan kekalahan Jepang kepada kelompok pemuda.

Oleh Muhammad Fazil Pamungkas untuk Intisari, Juli 2022

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Tanjung Priok, 1941. Kapal uap besar rute Medan-Singapura-Batavia melabuhkan jangkar. Di atasnya terbentang bendera merah putih biru. Menandakan kapal itu milik maskapai pelayaran pemerintah Hindia Belanda, Koninklijke Paketvaart Maatschappij.

Berdebat dalam bahasa asing

“Kemudian saya menyadari bahwa Chairil Anwar, yang kami panggil Nini, adalah seorang penyair yang brilian,” kata Des.

Mencuri untuk makan padang

Perihal peti tersebut, Sjahrir awalnya tidak tahu jika Chairil menjual barang-barang di dalamnya. Sjahrir yang terlalu sibuk dengan urusan pergerakan tidak lagi dapat memantau usaha keponakannya tersebut.

Des pun lalu mengingatkan Chairil agar dia memberi tahu Sjahrir soal peti yang memberikan banyak keuntungan bagi mereka. 

Suatu kali, Sjahrir diberi segulung antena radio oleh Lili dan Mimi, anak angkat Sjahrir. Dia sangat senang menerimanya. Ketika diberi tahu asal antena tersebut, Sjahrir tak terlalu gembira. Dia tambah tidak senang saat mengetahui Chairil dan Des mengambil sejumlah barang lain dari tempat yang sama dan menjualnya.

Jadi orang kantoran

Mendengarkan radio gelap