Find Us On Social Media :

Penuh Insiden, Sejarah Rivalitas Brasil Vs Argentina Menjadi Salah Satu Yang Terpenting Dalam Dunia Sepakbola

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 29 Juni 2024 | 16:21 WIB

Sejarah rivalitas Brasil vs Argentina menjadi salah satu yang menarik dibahas dalam dunia sepakbola. Kapan akar rivalitas itu muncul?

Insiden-insiden

Pada Copa América 1925 Argentina dan Brasil bertemu di pertandingan final yang dihelat di Stadion Sportivo Barracas tepat di Hari Natal tahun itu. Pertandingan itu dihadiri lebih dari 30 ribu penonton. Setelah 27 menit, Lagarto berhasil menghadang umpan balik Ludovico Bidoglio dan mengoper bola kepada Arthur Friedenreich yang dengan tendangan kerasnnya membawa Brasil unggul 1-0. Cuma butuh waktu tiga menit bagi Brasil untuk menggandakan keunggulan menjadi 2-0 lewat kaki Nilo. Jika Brasil bisa mempertahankan keunggulan, harus ada satu pertandingan lagi untuk menentukan siapa yang jadi juara.

Segelum babak pertama berakhir, terjadilah insiden itu. Ramón Muttis membuat pelanggaran keras terhadap Friedenreich di mana dia membalasnya juga dengan sebuah tendangan keras. Tak terima, Ramon balik membalasnya dengan pukulan di wajah pemain Brasil itu. Tak pelak, kondisi itu memicu terjadinya peristiwa saling pukul antarpemain dari kedua tim. Penonon pun ada yang ikutan.

Pertandingan dihentikan dan dilanjutkan kembali setelah Ramon Muttis dan Friedenreich berpelukan. Tak ada kartu merah yang keluar dari saku wasit saat itu. Tapi pertandingan selanjutnya sudah tak sama lagi, di penghujung babak pertama Antonio Cerrotti memperkecil ketertinggalan dan gol penyeimbang terjadi sepuluh menit memasuki babak kedua melalui Manuel Seoane.

Pertandingan berakhir 2-2 dan Argentina memenangkan Copa America keduanya. Insiden tersebut tidak luput dari perhatian publik Brasil dan beberapa surat kabar lokal menyebut permainan tersebut sebagai "Perang Barracas". Karena pertandingan ini, Argentina dan Brasil tidak saling bertanding secara resmi selama 11 tahun.

Itu baru satu insiden, masih banyak insiden yang lain. Salah satunya terjadi saat pertandingan final Copa America 1937. Sebelum pertandingan, muncul serangan verbal berbau rasis dari para pendukung Argentina yang mengejek orang-orang Brasil sebagai macaquitos sembari mengeluarkan suara monyet.

Pertandingan final yang diadakan di Buenos Aires itu berakhir dengan skor 0-0 untuk waktu normal, 90 menit. Dalam perpanjangan waktu, Argentina mencetak dua gol. Tapi pemain Brasil mencium ada yang tak beres dengan dua gol itu. Khawatir dengan kondisi keselamatan mereka, para pemain Brasil akhirnya memutuskan meninggalkan stadion sebelum pertandingan resmi selesai.

Pers Brasil sejak itu menyebut pertandingan itu sebagai "jogo da vergonha" atau permainan memalukan.

Lalu pada pertandingan Copa Roca 1945 yang dimenangkan Brasil dengan skor 6–2, pemain muda Brasil Ademir de Menezes mematahkan kaki pemain Argentina José Battagliero. Sejatinya itu adalah sebuah insiden yang tak disengaja, tapi selanjutnya pertandingan tersebut berlangsung dengan kasar dan penuh kekerasan.

Beberapa bulan kemudian, final Copa America 1946, Argentina kembali bertemu Brasil. Menurut laporan media saat itu, pertandingan itu akan menjadi pertandingan yang sulit. 28 menit setelah kick-off, pemain Brasil Jair Rosa Pinto membuat kapten Argentina Jose Salomon mengalami patah tulang tibia dan fibula. Benturan itu membuat para pemain Argentina dan Brasil saling pukul di lapangan dan melibatkan aparat keamanan. 

Penonton menyerbu lapangan dan kedua tim harus pergi ke ruang ganti. Setelah kondisi berhasil dipulihkan, permainan dilanjutkan dan Argentina memenangkan pertandingan 2-0. Salomón tidak pernah pulih sepenuhnya atau bermain sepakbola profesional setelah kejadian tersebut.

Lalu pada Piala Dunia 1978 di Argentina. Tuan rumah bertemu dengan Brasil pada putaran kedua Grup B di mana pertandingan berakhir dengan kontroversial. Pada pertandingan sebelumnya, Brasil mengalahkan Peru 3-0 sementara Argentina mengalahkan Polandia 2-0. Di pertandingan ini, Brasil dan Argentina bermain imbang tanpa gol yang menegangkan dan penuh kekerasan. Media menyebut pertandingan ini sebagai "A Batalha de Rosário" atau "Pertempuran Rosario".