Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Di balik kabut putih yang menyelimuti puncaknya, Gunung Kemukus menyimpan kisah legenda Pangeran Samudra, sang penyebar agama Islam yang gagah berani. Perjalanan spiritualnya mengantarkannya ke lereng gunung ini, menapaki jejak sejarah yang sarat makna.
Pangeran Samudra, putra Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, lahir di tengah pergolakan peralihan zaman. Kerajaan Hindu Majapahit mulai meredup, digantikan oleh Kesultanan Demak Bintoro yang bercorak Islam.
Di tengah situasi ini, Pangeran Samudra memilih jalan dakwah, menyebarkan agama Islam dengan penuh keyakinan.
Menuntut ilmu di bawah bimbingan Sunan Kalijogo di Demak Bintoro, Pangeran Samudra semakin memantapkan pengetahuannya tentang Islam. Beliau tak hanya mempelajari syariat agama, tetapi juga ditugaskan untuk menjalin kembali silaturahmi dengan kerabat Majapahit yang tersebar di berbagai penjuru.
Perjalanannya membawanya ke Gunung Lawu, di mana ia singgah di pesanggrahan Kyai Ageng Gugur. Di sanalah Pangeran Samudra mendapat restu dan bekal spiritual untuk melanjutkan dakwahnya.
Kembali ke Demak, Pangeran Samudra tak henti menyebarkan Islam. Dalam salah satu perjalanannya, ia singgah di Desa Jenalas (sekarang Gemolong) dan bertemu dengan Kyai Kamaliman, seorang ulama dari Demak yang berniat menetap di sana untuk berdakwah.
Perjalanan dakwah Pangeran Samudra terus berlanjut. Ia melewati padang oro-oro Kabar (sekarang Dukuh Kabar, Desa Bogorame) dan jatuh sakit.
Kegigihannya tak surut, ia tetap berdakwah meski dalam kondisi lemah.
Sakitnya semakin parah saat ia mencapai Dukuh Doyong (sekarang di Kecamatan Miri). Salah satu abdinya diutus ke Demak untuk mengabarkan kondisinya kepada Sultan. Sultan memerintahkan agar Pangeran Samudra dimakamkan di sebuah bukit jika wafat.
Tak lama kemudian, Pangeran Samudra pun menghembuskan nafas terakhirnya. Jenazahnya dimakamkan di bukit sebelah barat laut Dukuh Doyong, di ketinggian sekitar 300 mdpl.
Baca Juga: Letusan Gunung di Indonesia yang Mengubah Peradaban Dunia Hingga Runtuhkan Dinasti Ming
Bukit tersebut sering diselimuti kabut putih di pagi hari, menyerupai asap dari kukusan penanak nasi, sehingga dinamakan Gunung Kemukus.
Di Demak, kabar wafatnya Pangeran Samudra diterima dengan duka mendalam. R.Ay Ontrowulan, salah satu selir Prabu Brawijaya V yang turut mengiringi Pangeran Samudra dalam perjalanan dakwahnya, merasa terpanggil untuk mengunjungi Gunung Kemukus.
Dengan hati pilu, R.Ay Ontrowulan memeluk pusara Pangeran Samudra. Setelah memanjatkan doa dan rasa ikhlasnya, ia memutuskan untuk tinggal di Gunung Kemukus hingga akhir hayatnya.
Mata air tempat R.Ay Ontrowulan bersuci kini dikenal sebagai Sendang Ontrowulan. Letaknya di bawah area makam Pangeran Samudra dan airnya tidak pernah kering, bahkan di musim kemarau.
Kisah Pangeran Samudra dan R.Ay Ontrowulan di Gunung Kemukus tak hanya meninggalkan legenda, tetapi juga warisan sejarah dan nilai-nilai keteladanan. Pangeran Samudra mengajarkan kita tentang pentingnya keteguhan iman, semangat dakwah, dan pengabdian diri demi menyebarkan kebaikan.
Nasihat Pangeran Samudra yang diturunkan dari generasi ke generasi menjadi pengingat:
"Sing sopo duwe pajongko marang samubarang kang dikarepke, bisane kalakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep, ati kang suci, ojo slewing-slewing. Kudu mindeng marang kang katuju, cedhakno pangrasa tresna marang Gusti Allah kaya dene yen arep nekani kang ditresnani."
(Bagi siapapun yang memiliki keinginan terhadap sesuatu yang dikehendakinya, agar bisa terkabul, itu harus dengan niat yang benar, teguh, hati yang suci, jangan ragu-ragu. Harus selalu menuju tujuan, dekatkan rasa cinta kepada Allah SWT seperti saat ingin bertemu dengan orang yang dicintai.)
Kisah Pangeran Samudra dan Gunung Kemukus adalah bukti nyata bahwa keteguhan iman dan semangat dakwah mampu menembus batas ruang dan waktu, menginspirasi generasi demi generasi untuk terus menyebarkan kebaikan dan menapaki jalan menuju ridha Allah SWT.
*
Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News