Find Us On Social Media :

Hikayat Gunung Kemukus Tempat Peristirahatan Terakhir Putra Majapahit

By Afif Khoirul M, Rabu, 26 Juni 2024 | 15:15 WIB

Legenda di balik Gunung Kemukus yang menjadi tempat peristirahatan Pangeran Samudra.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di balik kabut putih yang menyelimuti puncaknya, Gunung Kemukus menyimpan kisah legenda Pangeran Samudra, sang penyebar agama Islam yang gagah berani. Perjalanan spiritualnya mengantarkannya ke lereng gunung ini, menapaki jejak sejarah yang sarat makna.

Pangeran Samudra, putra Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, lahir di tengah pergolakan peralihan zaman. Kerajaan Hindu Majapahit mulai meredup, digantikan oleh Kesultanan Demak Bintoro yang bercorak Islam.

Di tengah situasi ini, Pangeran Samudra memilih jalan dakwah, menyebarkan agama Islam dengan penuh keyakinan.

Menuntut ilmu di bawah bimbingan Sunan Kalijogo di Demak Bintoro, Pangeran Samudra semakin memantapkan pengetahuannya tentang Islam. Beliau tak hanya mempelajari syariat agama, tetapi juga ditugaskan untuk menjalin kembali silaturahmi dengan kerabat Majapahit yang tersebar di berbagai penjuru.

Perjalanannya membawanya ke Gunung Lawu, di mana ia singgah di pesanggrahan Kyai Ageng Gugur. Di sanalah Pangeran Samudra mendapat restu dan bekal spiritual untuk melanjutkan dakwahnya.

Kembali ke Demak, Pangeran Samudra tak henti menyebarkan Islam. Dalam salah satu perjalanannya, ia singgah di Desa Jenalas (sekarang Gemolong) dan bertemu dengan Kyai Kamaliman, seorang ulama dari Demak yang berniat menetap di sana untuk berdakwah.

Perjalanan dakwah Pangeran Samudra terus berlanjut. Ia melewati padang oro-oro Kabar (sekarang Dukuh Kabar, Desa Bogorame) dan jatuh sakit.

Kegigihannya tak surut, ia tetap berdakwah meski dalam kondisi lemah.

Sakitnya semakin parah saat ia mencapai Dukuh Doyong (sekarang di Kecamatan Miri). Salah satu abdinya diutus ke Demak untuk mengabarkan kondisinya kepada Sultan. Sultan memerintahkan agar Pangeran Samudra dimakamkan di sebuah bukit jika wafat.

Tak lama kemudian, Pangeran Samudra pun menghembuskan nafas terakhirnya. Jenazahnya dimakamkan di bukit sebelah barat laut Dukuh Doyong, di ketinggian sekitar 300 mdpl.