Find Us On Social Media :

Menengok Kembali Perjalanan Sejarah Soeharto Menjadi Presiden RI Ke-2

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 26 Juni 2024 | 08:33 WIB

Soeharto, anak petani yang kelak menjadi Presiden Ke-2 RI setelah geger Gerakan 30 September 1965. Lengser karena pemerintahannya yang korup.

Ibunya menikah lagi dengan laki-laki bernama Atmopawiro dan memiliki tujuh orang anak. Sementara itu, sang ayah kandung juga menikah lagi dan mempunyai empat orang anak. Setelah berusia sekitar 4 tahun, ibunda Soeharto menjemput sang anak dari rumah Mbah Kromo.

Pria kelahiran Juni itu kemudian diajak tinggal di rumah ayah tirinya. Pendidikan dan karier militer Soeharto baru mulai bersekolah saat berusia delapan tahun dan sempat berpindah-pindah sekolah. Pada awalnya, ia bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Puluhan, Godean.

Tapi dia kemudian masuk ke Sekolah Dasar (SD) Pedes setelah ibu dan ayah tirinya pindah rumah ke Kemusuk Kidul. Setelah itu, Soeharto kembali berpindah sekolah karena sang ayah kandung, Kertosudiro, menitipkan dia ke keluarga paman dan bibinya, Prawirowihardjo, di Wuryantoro, Purwodadi, Jawa Tengah.

Kertosudiro memilih menitipkan Soeharto kepada keluarga adiknya agar sang anak memiliki masa depan lebih baik. Prawirowiharjo yang merupakan suami dari adik ayah Soeharto, bekerja sebagai mantri tani.

Baca Juga: Akhir Karir Hoegeng, Polisi Anti Suap yang Diberhentikan Soeharto

Dia juga merupakan anak seorang pengusaha terkenal bernama Sudwikatmono. Selama tinggal bersama keluarga pamannya, Soeharto sering diajak ke sawah sehingga perlahan mengerti soal seluk beluk pertanian.

Setamat sekolah dasar, Soeharto kemudian memilih pulang ke Kemusuk untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah di Yogyakarta. Ia biasa mengayuh sepeda dari Kemusuk ke Yogyakarta demi menuntaskan pendidikan SMP.

Setelah lulus SMP, Soeharto sebenarnya ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas (SMA), tetapi terkendala biaya. Oleh karena itu, Soeharto kemudian memilih masuk ke bidang militer.

Dia mendaftar ke Militer Koning Willem III (sekarang dikenal sebagai Akademi Militer Magelang) pada 1940.

Di akademi ini, Soeharto mendapatkan pendidikan yang tidak hanya membentuk karakternya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga mempertajam bakat militernya. Pada 1941, ia terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah.

Lalu pada 5 Oktober 1945, Soeharto resmi menjadi anggota TNI. Soeharto menikah dengan seorang anak pegawai Mangkunegaran bernama Siti Hartinah pada 1947. Dari pernikahannya dengan Siti Hartinah atau biasa disapa Ibu Tin, Soeharto dikaruniai enam anak.

Mereka adalah Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra, dan Siti Hutami Endang Adiningsih.