Find Us On Social Media :

Kok Bisa Meriam Si Jagur Dan Meriam Si Amuk Buatan Portugis Itu Kenyang Sesajen?

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 11 Juni 2024 | 14:05 WIB

Meriam Si Jagur yang sekarang menghiasa halaman Museum Fatahillah oleh beberapa orang dianggap keramat. Tak heran dulu banyak sesaji di sekitarnya.

Haras berpisah selamanya

Si Boncing tidak tahu bahwa kedua orangtuanya itu sebenarnya orang-orang sakti, walaupun mereka hidup sangat sederhana sebagai orang biasa.

Karena kesaktian mereka itu maka Pak Jagol dan isterinya Roro Banin mempunyai kemampuan-kemampuan luar biasa. Namun selama ini, mereka senantiasa merahasiakan kesaktian mereka terhadap puteranya.

Mendengar permasalahan yang dihadapi putera mereka itu, Pak Jagol dan isterinya ikut bersedih hati. Mereka mampu menolong putera mereka dari permasalahan tersebut. Namun di lain pihak, jika mereka menolongnya, maka konsekwensinya dirasakan sangat berat.

Akhirnya Pak Jagol dan Roro Banin tak sampai hati membiarkan putra mereka merana.

Pada suatu hari, Pak Jagol dan Roro Banin mengajak Si Boncing memasuki hutan belantara. Setiba di suatu tempat yang sunyi, Pak Jagol dan Roro Banin membuka rahasia mereka.

Kedua orangtua itu bersedia membantu Si Boncing namun dengan syarat bahwa mereka harus berpisah untuk selama-lamanya. Si Boncing hanya mengira bahwa dengan mengabdi kepada sang raja Pajajaran, ia tidak bisa bentemu dengan kedua orangtuanya.

Dengan berat hati, dia akhirnya bersedia berpisan dengan kedua orangtuanya.

Setelah memberikan beberapa keterangan dan pesanan kepada Si Boncing, Pak Jagol dan Roro Banin mengubah diri menjadi dua buah meriam besar yang sangat berat.

Si Boncing, sesuai dengan pesanan kedua orangtuanya, segera pergi keibukota Pajarjaran dan menghadap sang raja.

Mendengar bahwa Si Boncing telah berhasil mengabulkan permintaannya, sang raja menjadi sangat gembira. Dia segera memerintahkan sebuah pasukan untuk mengangkut kedua meriam tersebut dari hutan ke ibu-kota. Namun pasukan tersebut tidak berhasil mengangkatnya, walaupun telah dibantu oleh orang-orang desa.

Si Boncing segera pergi ke hutan untuk menemui kedua orangtuanya yang telah berubah menjadi meriam-meriam tersebut. Di sana dia mendengar suara dari salah sebuah meriam: “Boncing, hanya kaulah yang dapat mengangkat kami.”