Find Us On Social Media :

Kok Bisa Meriam Si Jagur Dan Meriam Si Amuk Buatan Portugis Itu Kenyang Sesajen?

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 11 Juni 2024 | 14:05 WIB

Meriam Si Jagur yang sekarang menghiasa halaman Museum Fatahillah oleh beberapa orang dianggap keramat. Tak heran dulu banyak sesaji di sekitarnya.

Meriam Si Jagur, juga pasangannya, meriam Si Amuk, yang sekarang menghiasa halaman Museum Fatahillah oleh beberapa orang dianggap keramat. Tak heran dulu banyak sesaji di sekitarnya.

----

Intisari saat ini sudah hadir di WhatsApp Channel, dapatkan artikel terbaru dari kami di sini

----

Intisari-Online.com - Ketika berkunjung ke Museum Fatahillah di Kota Tua Jakarta, kamu akan melihat sepasang meriam ini. Keduanya adalah meriam Si Jagur dan "istrinya", meriam Sio Amuk. Bagi sebagian orang, dua meriam itu tak sekadar senjata kuno.

Barangkali karena bentuk-bentuk dekorasi pada pangkal Si Jagur, banyak pasangan suami isteri memberikan sesajen kepada Si Jagur agar dapat memperoleh keturunan.

Seperti disebut di awal, Si Jagur juga punya "istri", sebuah meriam kuno pula yang diberi nama "Si Amuk". Kedua meriam kuno itu berasal dari Banten. Tidak jelas kapan kedua meriam tersebut dipindahkan ke Jakarta yang dahulu bernama Sunda Kelapa. Yang jelas, Si Jagur kini masih berada di Jakarta, di Taman Fatahilah.

Sedangkan Si Amuk kini berada di Banten dan konon diamankan di Korem Serang untuk mencegah orang-orang meletakkan sesajen pada Si Amuk. Menurut legenda, kedua meriam dari Banten tersebut pada mulanya sepasang suami isteri yang bernama Jagol (suami) dan Roro Banin (isteri).

Keduanya punya seorang putra bernama si Boncing yang sangat mendambakan dapat mengabdi kepada salah seorang raja Pajajaran. Tapi raja tersebut hanya mau menerima Si Boncing jika pemuda tersebut dapat mempersembahkan sebuah alat yang suaranya dapat menggelegar bergema di seluruh negeri.

Mendengar persyaratan raja tersebut, Si Bonding menjadi sangat sedih. la hanya anak rakyat jelata. Bagaimana mungkin ia dapat mengabulkan permintaan sang raja?

Atas pertanyaan orangtuanya, Si Boncing akhirnya menceritakan permasalahan yang sedang dihadapinya.