Find Us On Social Media :

Ketika Soeharto Berhasil Menuntaskan Masalah Kemiskinan dan Pangan Pada Awal Pemerintahan

By Afif Khoirul M, Jumat, 7 Juni 2024 | 07:15 WIB

Kebijakan Soeharto menuntaskan masalah pangan bagi rakyat Indonesia.

Era Orde Baru di bawah Soeharto didukung oleh militer, yang menguasai berbagai aspek pemerintahan. Partai Golkar, yang dibentuk dari serikat-serikat pekerja, menjadi partai dominan, dengan dua partai lain yang diizinkan memiliki beberapa kursi legislatif.

Setiap lima tahun, Soeharto terpilih kembali sebagai presiden. Oposisi ditangani oleh badan-badan khusus yang mengawasi partai-partai politik, memanipulasi pemilu, dan mengeliminasi politisi yang tidak diinginkan.

Soeharto menerapkan filosofi Jawa "alon-alon asal kelakon" yang berarti "perlahan tapi pasti". Gaya kepemimpinannya dianggap sebagai kediktatoran berdasarkan konsensus, di mana ia tidak pernah memaksakan kehendaknya dan selalu mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.

Soeharto berkomitmen pada pembangunan Indonesia. Langkah pertamanya adalah mengakui Malaysia dan mengakhiri konfrontasi. Pemerintah mengadopsi reformasi ekonomi, termasuk penghapusan defisit anggaran, pengendalian inflasi, dan promosi investasi asing. Para ekonom yang tergabung dalam pemerintahan Soeharto menjadi arsitek kebijakan baru ini.

Untuk memenuhi kebutuhan dasar, Indonesia meminjam dana dari pengusaha Tionghoa di Singapura, Hong Kong, dan Taiwan. Para ahli dari USAID, Bank Dunia, dan IMF yang sebelumnya diusir oleh Sukarno kembali ke Indonesia. Pinjaman dari Barat membantu Soeharto menyelesaikan tugas utama, yaitu menyediakan beras impor untuk rakyat dan melunasi utang kepada Uni Soviet dan Tiongkok.

Indonesia kemudian fokus pada pengembangan sumber daya internal, mengikuti jejak "harimau Asia Timur" lainnya. Para ekonom berhasil mengendalikan Bank Sentral dan Kementerian Keuangan, menerapkan kebijakan fiskal yang ketat dan menekan inflasi. Proyek-proyek besar di sektor riil dilaksanakan oleh bisnis besar dan militer. Soeharto berperan sebagai mediator, memastikan tidak ada yang menyimpang dari jalur modernisasi.

Forbes mengatakan BULOG, yang mengatur harga dan distribusi makanan, memainkan peran penting dalam ekonomi. Di negara dengan tingkat kemiskinan tinggi dan beras sebagai makanan pokok, BULOG memiliki pengaruh politik yang signifikan. Berkat BULOG, Indonesia mencapai swasembada beras.

Kebijakan ekonomi Soeharto membawa banyak keberhasilan. Pada tahun 1965, industri tidak berkontribusi pada ekspor; pada tahun 1993, kontribusinya melebihi 50%. Tingkat kemiskinan turun drastis, PDB per kapita meningkat 3,6 kali, dan Indonesia melampaui Cina dan India dalam pertumbuhan ekonomi. Pendidikan menjadi universal, dan program keluarga berencana berhasil dilaksanakan.

Saat ini Intisari hadir di WhatsApp Channel, ikuti kami di sini

Dapatkan artikel teupdate dari Intisari-Online.com di Google News