Find Us On Social Media :

Peninggalan Amangkurat I Ini Bikin Pejabat Belanda Terkagum-kagum, Sayang Luluh Lantak Karena Pemberontakan Trunojoyo

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 24 April 2024 | 19:17 WIB

Keraton Plered, peninggalan Amangkurat I ini bikin pejabat Belanda terkagum-kagum, sayang luluh lantak karena pemberontakan Trunojoyo.

Pada 1647 Amangkurat I memindahkan ibu kota Mataram Islam dari Karta ke Plered.

Berbeda dengan Keraton Karta yang didominasi kayu, Keraton Plered disebut lebih banyak dibangun menggunakan batu bata.

"Kamu semua harus membuat batu bata, karena saya mau angkat kaki dari Karta, saya ingin membangun kota di Plered," begitu kata Amangkurat I, tertera dalam Babad Tanah Jawi.

Keraton baru letaknya sekitar 2 km sebelah timur keraton lama.

Keraton baru ini dikelilingi dengan tembok-tembok setinggi 18-20 kaki dengan kedalaman 8-12 kaki.

Nah, seperti disebut di awal, keraton baru ini mendapat penilaian khusus dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Rijklof van Goens.

Dia melukiskan Keraton Plered dengan begitu detilnya.

Dalam perjalanan menuju Plered sekitar 18 - 19 mil dari kota pelabuhan Semarang, terletak pintu gerbang pertama, disebut Selimbi.

Pada pintu gerbang ini terdapat benteng yang dihuni sekitar 1500 hingga 1600 orang.

Benteng itu dijaga para prajurit keraton, semua yang lewat gerbang dicatat oleh juru tulis.

Sekitar 1 - 1,5 mil dari gerbang Selimbi, terbentang daerah Mataram yang subur, sawah sangat luas hingga batasnya tidak tampak.

Desa-desa sangat subur banyak ditemui sepanjang jalan.