Find Us On Social Media :

Peninggalan Kerajaan Demak Berupa Tradisi yang Masih Dilakukan Hingga Saat Ini

By Afif Khoirul M, Sabtu, 13 April 2024 | 10:10 WIB

Ilustrasi - Berikut ini adalah peninggalan Kerajaan Demak berupa tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini.

Intisari-online.com - Kerajaan Demak, yang berdiri pada abad ke-15 dan ke-16, merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di Jawa.

Kejayaan kerajaan ini tidak hanya meninggalkan warisan sejarah dan budaya, tetapi juga tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Tradisi-tradisi ini menjadi bukti kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur yang ditanamkan oleh para leluhur Kerajaan Demak.

Berikut beberapa contoh peninggalan Kerajaan Demak berupa tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini:

1. Grebeg Besar

Tradisi Grebeg Besar merupakan tradisi tahunan yang diadakan di Demak untuk memperingati Hari Raya Idul Adha.

Tradisi ini diawali dengan kirab membawa 7 gunungan hasil bumi dari Masjid Agung Demak menuju alun-alun.

Gunungan tersebut kemudian diperebutkan oleh masyarakat sebagai simbol kelimpahan dan rasa syukur.

Tradisi Grebeg Besar tidak hanya menjadi atraksi wisata budaya, tetapi juga mengandung nilai-nilai religius dan sosial.

2. Maleman

Maleman adalah tradisi tadarusan Al-Quran yang dilakukan di Masjid Agung Demak pada malam-malam tertentu di bulan Ramadhan.

Baca Juga: Daftar dan Urutan Raja-Raja Kerajaan Demak, Imperium Islam Pertama Tanah Jawa

Tradisi ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Demak dan menjadi salah satu tradisi khas Demak yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Maleman biasanya diikuti oleh ratusan jamaah yang datang dari berbagai daerah.

Tradisi ini memiliki nilai religius yang tinggi dan menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Islam.

3. Syawalan

Syawalan adalah tradisi yang dirayakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi ini di Demak biasanya diisi dengan berbagai kegiatan, seperti larung sesaji, lomba perahu, dan pertunjukan kesenian.

Tradisi Syawalan memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa.

Tradisi ini juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antar warga masyarakat.

4. Sedekah Laut

Sedekah Laut adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pesisir di Demak untuk mengungkapkan rasa syukur atas limpahan rezeki dari laut.

Tradisi ini biasanya diisi dengan ritual larung sesaji dan doa bersama.

Baca Juga: Bagaimana Corak Pemerintahan, Sosial, dan Ekonomi pada Zaman Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam?

Sedekah Laut memiliki makna sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan harapan agar terhindar dari bencana alam.

5. Kirab Macan Kurung

Kirab Macan Kurung adalah tradisi yang dilakukan di Kudus untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tradisi ini menampilkan pertunjukan barongsai dengan kepala macan yang diarak keliling kota.

Tradisi Kirab Macan Kurung dipercaya memiliki makna sebagai simbol keberanian dan kepahlawanan Nabi Muhammad SAW.

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Demak berupa tradisi ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata budaya, tetapi juga memiliki nilai-nilai luhur yang patut dilestarikan.

Tradisi-tradisi ini menjadi bukti kekayaan budaya bangsa dan menjadi pengingat akan sejarah kejayaan Kerajaan Demak.

Selain tradisi-tradisi yang disebutkan di atas, masih banyak lagi peninggalan Kerajaan Demak yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Tradisi-tradisi ini merupakan kekayaan budaya bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan agar tidak punah oleh arus modernisasi.

Demikian, peninggalan Kerajaan Demak berupa tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini.