Find Us On Social Media :

Begini Kebijakan Politik Yang Dilakukan Oleh Daulah Abbasiyah Selama Berkuasa

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 6 April 2024 | 22:17 WIB

Artikel ini akan jelaskan kebijakan politik yang dilakukan oleh Daulah Abbasiyah selama berkuasa.

Periode Ketiga (945 - 1055), masa kekuasaan dinasti Bani Buwaih dalam pemerintahan Abbasiyah, disebut juga masa pengaruh Persia kedua.

Periode Keempat (1055 - 1194), masa kekuasaan Bani Seljuk dalam pemerintahan Abbasiyah, disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.

Periode Kelima (1194 - 1258), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar Baghdad dan diakhiri oleh invasi dari bangsa Mongol.

Sistem politik

Dinasti Abbasiyah menerapkan sistem terbuka yang mendapatkan pengaruh dari Persia.

Pada awalnya, para khalifah berasal dari keturunan Arab, sementara jabatan menteri diberikan kepada orang-orang Persia yang membantu Abu Abbas As-Saffah mendirikan Daulah Abbasiyah.

Para khalifah dan pembesar negara sama-sama berlomba-lomba memajukan ilmu pengetahuan, yang kemudian membawa Islam pada masa kejayaannya.

Kebijakan politik yang dilakukan oleh Daulah Abbasiyah mulai berubah ketika datang Bani Seljuk, atau disebut periode pengaruh Turki kedua (1055-1194).

Sejak itu, khalifah tetap berstatus sebagai kepala negara, tetapi keberadaannya hanya sebagai lambang atau boneka, karena segala urusan pemerintahan dipegang oleh pembesar tentara Seljuk dan wazir (menteri).

Pada masa ini, terdapat dua kementerian, yaitu:

- Wizarat al-tanfidz Wazir, bertindak sebagai pembantu khalifah dan bekerja atas nama khalifah.

- Wizarat al-Tafwidl, berkuasa penuh untuk memimpin pemerintahan.