Find Us On Social Media :

Bagaimanakah Gambaran Keharmonisan Intelektual Antarumat Beragama Di Masa Daulah Abbasiyah?

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 25 Maret 2024 | 22:17 WIB

Di balik keberhasilan Daulah abbasiyah mencapai masa keemasan, terdapat keharmonisan intelektual antarumat beragama. Bagaimanakah Gambaran Keharmonisan Intelektual Antarumat Beragama Di Masa Daulah Abbasiyah?

Intisari-Online.com - Di balik keberhasilan Daulah abbasiyah mencapai masa keemasan, terdapat keharmonisan intelektual antarumat beragama.

Bagaimanakah Gambaran Keharmonisan Intelektual Antarumat Beragama Di Masa Daulah Abbasiyah?

Secara garis besar, para penguasa menjamin kebebasan beragama secara penuh.

Para ilmuwan di Baitul Hikmah tidak pernah dilihat asal muasal agama juga ilmu pengetahuan yang mereka pelajari dan kembangkan.

Ilmu pengetahuan itu semuanya dipelajari dan dikembangkan seluas-luasnya untuk memberikan manfaat kepada umat manusia tanpa melihat latar belakang agama yang dimilikinya.

Paling tidak ada tiga semangat yang bisa diteladani dari perkembangan Islam di masa Daulah Abbasiha.

Semangat itu termanifestasi dalam bentuk seni pangkal keindahan, literasi pangkal kemajuan, dan toleransi pangkal keharmonisan.

a. Seni pangkal keindahan

Kota Baghdad dibangun dengan sentuhan seni yang menyeluruh.

Mulai seni arsitektur, patung, lukis, kaligrafi, sampai seni musik.

Para penguasa mengorkestrasi seni-seni itu menjadi suatu kota yang sangat indah.

Pantas saja jika kemudian kota Baghdad di kenal sebagai metropolitannya dunia pada masa itu.

Tidak ada satu pun kota di dunia yang bisa menandingi keindahan kota Baghdad.

Termasuk Bizantium yang menjadi ibu kota Romawi Timur pada saat itu.

Bahkan, pada saat Baghdad sedang bersolek dengan penuh gemerlap, Eropa saat itu masih diceritakan sebagai tempat yang gelap dan becek.

b. Literasi pangkal kemajuan dan keadaban

Selain dikenal sebagai kota metropolitan, Baghdad juga dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia.

Hal ini tidak lain dikarenakan keberadaan pusat budaya literasi di Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai biro penerjemahan, perpustakaan, dan lembaga tinggi pendidikan Islam.

Baitul Hikmah menjadi rumahnya ilmu pengetahuan.

Baitul Hikmah menjadi satu-satunya pusat ilmu pengetahuan di dunia.

Di sanalah sumber ilmu pengetahuan berasal.

Banyak orang dari berbagai penjuru dunia yang belajar di Baitul Hikmah.

Dari keberadaan lembaga tersebut lahir dan berkembang ilmuwan serta ilmu pengetahuan.

Baik ilmu pengetahuan umum maupun agama.

Di kemudian hari ilmu pengetahuan yang berasal dari Baitul Hikmah berkembang menjadi sains dan teknologi modern yang dikembangkan di dunia Barat.

Selanjutnya sains dan teknologi itu dikonsumsi di seluruh penjuru dunia sekarang ini.

Semuanya bersumber dari tradisi literasi yang kuat serta dukungan dari Daulah Bani Abbasiyah.

Tradisi literasi inilah yang menyebabkan Baitul Hikmah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban dunia.

c. Toleransi pangkal keharmonisan

Masa keemasan era Daulah Abbasiyah tidak hanya berbicara tentang kesuksesan umat Islam.

Ada peran-peran umat non-Islam yang berkontribusi besar terhadap masa keemasan itu.

Di antaranya adalah peran para penerjemah yang beragama Kristen Nestorian ataupun kaum Sabiin.

Mereka berperan besar dalam penerjemahan buku-buku Yunani, khususnya dari bahasa Yunani ke bahasa Suriah.

Beberapa seniman yang telibat dalam pembangunan kota Baghdad pun beragama Kristen Nestorian, khususnya para pematung dan pelukis istana.

Keterlibatan ini menunjukkan bahwa penguasa Daulah Abbasiyah memberikan kebebasan kepada semua penduduknya untuk menjalankan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Para penguasa menjamin kebebasan beragama secara penuh.

Kebebasan dalam menjalankan agama di luar Islam di dalam wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah menunjukkan semangat toleransi yang luar biasa sehingga menghasilkan keharmonisan intelektual di dalamnya.

Para ilmuwan di Baitul Hikmah tidak pernah melihat asal muasal agama ilmu pengetahuan yang mereka pelajari dan kembangkan.

Ilmu pengetahuan itu semuanya dipelajari dan dikembangkan seluas-luasnya untuk memberikan manfaat kepada umat manusia tanpa melihat latar belakang agama yang dimilikinya.

Begitulah, di balik keberhasilan Daulah abbasiyah mencapai masa keemasan, terdapat keharmonisan intelektual antarumat beragama. Bagaimanakah Gambaran Keharmonisan Intelektual Antarumat Beragama Di Masa Daulah Abbasiyah, sudah terjawab bukan?