Ibnu Bajjah, Abu Bakar Ibnu Thufail, dan Ibnu Rusyd Merupakan Tokoh Terkenal Dalam Bidang Filsafat, Ini Karya Mereka

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Ibnu Bajjah, Abu Bakar bin Thufail, dan Ibnu Rusyd merupakan tokoh terkenal dalam hidang filsafat di masa Bani Umayyah di Andalusia.

Intisari-Online.com -Zaman keemasan Dinasti Bani Umayyah di Andalusia salah satunya ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Selain bahasa dan sastra, seni, musik, dan fikih, bidang filsafat juga berkembang pesat.

Ibnu Bajjah, Abu Bakar bin Thufail, dan Ibnu Rusyd merupakan tokoh terkenal dalam hidang filsafat pada masa Bani Umayyah di Andalusia.

Di artikel ini kita akan membahas sekilas riwayat dan karya-karya mereka.

Ibnu Bajjah nama aslinyaAbu Bakar Muhammad ibnu al-Sayig merupakan tokoh utama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol.

Dia menulis buku terkenal, Tadbir al-Mutawahhidin.

Selain dirinya, terdapat Abu Bakar ibnuThufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah Timur Granada.

Dia wafat pada usia lanjut pada tahun 1185 M.

Dia banyak menulis bidang astronomi, filsafat, dan kedokteran.

Hayy ibn Yaqzan merupakan karya filsafatnya yang terkenal.

Pada akhir abad 12 M, muncul seorang ahli filsafat dalam Islam yaitu Ibn Rusyd (Averroes) dari Cordova.

Dia menjadi pengikut mazhab Aristoteles dalam bidang filsafat.

Ibnu Bajjah

Ibnu Bajjah adalah seorang filsuf Muslim yang juga menguasai berbagai bidang ilmu, seperti astronomi, fisika, musik, kedokteran, botani, dan puisi.

Di Barat, ia lebih dikenal dengan nama latinnya, yakni Avempace.

Ibnu Bajjah tercatat sebagai salah satu filsuf multitalenta pada masa keemasan Islam.

Meski karyanya hanya sedikit yang dilestarikan, teori-teorinya memengaruhi banyak ilmuwan Islam dan Eropa, termasuk Galileo Galilei.

Ibnu Bajjah adalah seorang filsuf Islam yang kontroversial dan pernah mendapat kritik dari sejumlah cendekiawan, salah satunya Ibnu Thufail.

Di saat yang sama, dia juga dihormati oleh banyak tokoh, termasuk para akademisi yang melemparkan kritik.

Ibnu Bajjah digambarkan sebagai cendekiawan dengan pemikiran paling tajam dan memiliki penalaran yang paling masuk akal.

Ibnu Bajjah memiliki pengetahuan luas di bidang filsafat, kedokteran, botani, fisika, matematika, dan astronomi.

Kontribusi utamanya pada filsafat Islam adalah teorinya tentang fenomenologi jiwa, yang sayangnya tidak pernah selesai.

Banyak karya Ibnu Bajjah tidak terselesaikan karena kematiannya yang mendadak.

Selain pemikiran mengenai filsafat yang banyak dipengaruhi teori Al-Farabi, ada pula pandangan Ibnu Bajjah terkait dengan hakikat perbuatan manusia yang tertuang dalam Risalah Al-Wada.

Al-Farabi juga menjadi sosok penting yang membantu mengembangkan ketertarikan Ibnu Bajjah terhadap musik dan puisi.

Pada awal kariernya, Ibnu Bajjah menulis Risalah Fil-Alhan (Risalah Melodi) dan memasukkan komentarnya pada risalah Al-Farabi.

Meski karyanya banyak yang tidak diterjemahkan, pengaruh pemikiran-pemikiran Ibnu Bajjah tidak hanya menyebar di kalangan cendekiawan Muslim, tetapi juga para pemikir Barat dari berbagai disiplin ilmu.

Peran Ibnu Bajjah sebagai penghubung antara dunia Timur dan Barat melalui pemikirannya tidak dapat dilepaskan dari andil Ibnu Rusyd, yang kerap mengutip hasil karyanya.

Berikut ini beberapa karya Ibnu Bajjah yang terkenal dari berbagai disiplin ilmu: Tadbir Al-Mutawahhid, Risalah Al-Wada, Risalah Al-Ittishal, Risalah Fil-Alhan, danKitab An-Nabat

Ibnu Thufail

Ibnu Thufail adalah seorang penulis dan filsuf Muslim dari Andalusia, Spanyol.

Dia aktif berkarya pada abad ke-12, ketika Spanyol diperintah oleh Dinasti Muwahhidun.

Selain dikenal sebagai cendekiawan yang menguasai beberapa disiplin ilmu, Ibnu Thufail juga bekerja sebagai pejabat istana.

Pendalaman ilmu filsafat oleh Ibnu Thufail banyak didorong oleh Khalifah AbuYaqub, yang memintanya untuk menguraikan buku-buku Aristoteles.

Ibnu Thufail merupakan kritikus, sekaligus orang yang mengkaji banyak karya Ibnu Bajjah, filsuf yang pernah menjadi wazir Dinasti Murabithun.

Pemikiran filsafat Ibnu Thufail adalah perpaduan antara rasionalitas dan mistisme, yang terlihat jelas pada karya fenomenalnya yang berjudul Hayy bin Yaqzan.

Karya tersebut merupakan sebuah novel filosofis fiktif, yang berisi intisari pikiran-pikiran filsafat Ibnu Thufail dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Ibnu Thufail juga memiliki sejumlah karya di bidang kedokteran, metafisika, dan astronomi, yang sayangnya banyak yang hilang.

Sebagai seorang dokter, Ibnu Thufail berkontribusi pada pengembangan awal ilmu bedah dan otopsi.

Di bidang astronomi, karyanya pun sangat penting karena berani menjungkirbalikkan gagasan Ptolemeus tentang astronomi.

Banyak astronom dan cendekiawan yang kemudian mengembangkan pemikiran serta menggunakan karya Ibnu Bajjah sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

Ibnu Rusyd

Ibnu Rusyd atau dikenal dengan nama Averroes di dunia Barat, adalah seorang cendekiawan Muslim yang berasal dari Andalusia (Spanyol).

Dia diketahui ahli dalam bidang filsafat, teologi Islam, kedokteran, astronomi, fisika, fikih atau hukum Islam, dan linguistik.

Selain itu, Ibnu Rusyd pernah bekerja sebagai hakim dan dokter istana untuk Kekhalifahan Muwahhidun.

Namun, meski memiliki pencapaian yang luar biasa, ia malah dikenai berbagai tuduhan dan diputuskan oleh pengadilan bahwa ajarannya sesat.

Di dunia Barat, Ibnu Rusyd mendapatkan julukan Sang Penafsir, karena menulis tafsir atau uraian pada hampir semua karya Aristoteles, kecuali Politika.

Ibnu Rusyd membagi tafsirnya ke dalam tiga tipe, yaitu:

- Tipe pendek (berisi ringkasan doktrin Aristoteles)

- Tipe menengah (uraian untuk memperjelas dan menyederhanakan bahasa dalam buku-buku Aristoteles)

- Tipe panjang (berisi tentang pemikiran Ibnu Rusyd)

Sebagai seorang ilmuwan yang sangat cerdas, Ibnu Rusyd disebut-sebut telah menelurkan sebanyak 87 buku.

Berikut beberapa karya Ibnu Rusyd yang paling terkenal.

- Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih)

- Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran)

- Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (perihal perkataan-perkataan dalam hal kebijaksaan dan syariat)

- Tahafut al-tahafut (filsafat)

Pada 1195, Ibnu Rusyd mendapat berbagai tuduhan, termasuk tuduhan mengajarkan aliran sesat yang menyeretnya ke pengadilan dan divonis bersalah.

Ibnu Rusyd kemudian di asingkan ke Lucena, sebuah permukiman Yahudi yang berada di sekitar Kordoba.

Situasi semakin memburuk ketika Ibnu Rusyd dianggap menghina khalifah dalam tulisannya.

Namun, kebanyakan sejarawan berpendapat bahwa khalifah berusaha menjauhkan mereka dari Ibnu Rusyd.

Hal itu bertujuan untuk mendapat simpati dan dukungan dari para ulama tradisional yang banyak menentang ajaran Ibnu Rusyd.

Sebab, pada saat itu, khalifah sedang butuh dukungan para ulama untuk melancarkan perang melawan kerajaan-kerajaan Kristen.

Begitulah, sekilas tentangIbnu Bajjah, Abu Bakar bin Thufail, dan Ibnu Rusyd merupakan tokoh terkenal dalam hidang filsafat pada masa Bani Umayyah di Andalusia.

Artikel Terkait