Salah Satu Perbedaan Corak Perjuangan Kaum Nasionalis pada Masa Pendudukan Jepang: Kooperatif vs. Non-Kooperatif

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Perbedaan corak perjuangan kaum Nasionalis pada masa pendudukan Jepang.

Intisari-online.com - Masa pendudukan Jepang (1942-1945) menjadi periode penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Di tengah penindasan dan eksploitasi, kaum nasionalis terus berjuang dengan berbagai strategi.

Salah satu perbedaan corak perjuangan kaum Nasionalis pada masa pendudukan Jepang taktik kooperatif dan non-kooperatif.

Taktik Kooperatif:

Diprakarsai oleh Moh. Hatta dan Sutan Sjahrir.

Bersedia bekerja sama dengan Jepang dengan tujuan "mendapatkan kemerdekaan dari Jepang dengan menggunakan Jepang".

Tokoh-tokohnya menduduki posisi penting dalam pemerintahan bentukan Jepang, seperti BPUPKI dan Jawa Hokokai.

Contoh: Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, KH. Hasyim Asy'ari.

Taktik Non-Kooperatif:

Dipelopori oleh para pemuda seperti Mohammad Roem dan Soedirman.

Menolak bekerja sama dengan Jepang dan memilih perlawanan secara diam-diam.

Membentuk organisasi-organisasi bawah tanah untuk memperkuat pergerakan.

Contoh: Mohammad Roem, Soedirman, Sutan Takdir Alisjahbana, Chairil Anwar.Perbedaan mendasar:

Baca Juga: Bagaimana Penderitaan Rakyat akibat Pengerahan Ekonomi pada Masa Pendudukan Jepang

Sikap terhadap Jepang: Kooperatif: Bersedia bekerja sama, Non-Kooperatif: Menolak bekerja sama.

Tujuan: Kooperatif: Mendapatkan kemerdekaan dari Jepang, Non-Kooperatif: Melawan Jepang dan mempersiapkan kemerdekaan.

Strategi: Kooperatif: Bekerja sama dalam organisasi bentukan Jepang, Non-Kooperatif:

Perlawanan bawah tanah dan organisasi rahasia.

Dampak:

Kedua taktik memiliki dampak positif:

Kooperatif: Memperkuat persatuan nasional dan mempersiapkan SDM untuk kemerdekaan.

Non-Kooperatif: Mempertahankan semangat perlawanan dan menghimpun kekuatan rakyat.

Perbedaan taktik ini melahirkan dinamika dalam pergerakan nasional dan menjadi bukti kegigihan perjuangan rakyat Indonesia.

Kesimpulan:

Perbedaan corak perjuangan kooperatif dan non-kooperatif menunjukkan fleksibilitas dan strategi kaum nasionalis dalam menghadapi situasi penjajahan.

Baca Juga: Peristiwa Pasukan Jepang Berhasil Menguasai Batavia 1942 Setelah Pecundangi KNIL Belanda

Kedua taktik ini, meskipun berbeda dalam pendekatan, memiliki tujuan yang sama: mencapai kemerdekaan Indonesia.

Artikel ini hanya membahas salah satu perbedaan corak perjuangan.

Masih banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan untuk memahami kompleksitas perjuangan nasionalis di masa pendudukan Jepang.

Daftar tokoh hanya contoh dan tidak lengkap. Masih banyak tokoh lain yang berperan dalam kedua taktik tersebut.

Demikianlah,perbedaan corak perjuangan kaum Nasionalis pada masa pendudukan Jepang taktik kooperatif dan non-kooperatif.

Artikel Terkait