Penulis
Intisari-Online.com -Saat ini di mana-mana berbicara tentang energi terbarukan.
Salah satu sumber energi terbarukan adalah panas bumi.
Lalu bagaimana cara memanfaatkan panas bumi sebagai energi terbarukan?
Pemanfaatan panas bumi adalah memanfaatkan energi panas bumi yang berasal dari dalam bumi.
Energi tersebut berupa fluida, baik itu berupa gas, cair, maupun campuran keduanya yang terbentuk oleh proses-proses geologi yang telah dan sedang berlangsung sepanjang jalur vulkanik.
Dalam Energi Geothermal Anugerah Besar untuk Bangsa Besar dan Peran UI, fluida panas bumi biasanya berada di kedalaman lebih dari 1 km di bawah permukaan bumi.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2017, panas bumi merupakan sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi.
Secara umum pemanfaatan panas bumi dapat dibedakan menjadi dua:
1. pemanfaatan secara langsung
2. pemanfaatan tidak langsung
Baca Juga: Memanfaatkan Panas Bumi, Energi Terbarukan yang Melimpah di Indonesia
Berikut penjelasan perbedaan pemanfaatan panas bumi secara langsung dan tidak langsung.
Pemanfaatan panas bumi secara langsung
Sesuai namanya, pemanfaatan panas bumi secara langsung adalah memanfaatkan potensi panas bumi di suatu daerah secara langsung dan sesuai peruntukannya.
Contoh pemanfaatan panas bumi secara langsung adalah berupa pemandian air panas atau pariwisata.
Menurut Stories from a Heated Earth: Our Geothermal Heritage yang diterbikkan Geothermal Resources Council, panas bumi diperkirakan telah dimanfaatkan secara langsung sejak 2.000 tahun lalu.
Orang-orang Turki, Cina, Jepang, Eropa, dan Australia telah menggunakan energi panas bumi untuk berbagai keperluan.
Keperluan tersebut seperti mandi, pemanas, dan memasak, karena daerah tempat tinggal mereka memiliki sumber daya energi panas bumi yang berlimpah.
Dilansir situs web Kementerian Keuangan, Indonesia sejauh ini sudah memanfaatkan energi panas bumi secara langsung.
Contoh pemanfaatan energi panas bumi secara langsung di Indonesia yaitu sebagai pemanasan kolam renang, pengeringan hasil pertanian, pembuatan gula aren, budidaya jamur, green house heating dan lain-lain.
Pemanfaatan panas bumi secara tidak langsung
Pemanfaatan panas bumi secara tidak langsung adalah dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga listrik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 Tahun 2017, pemanfaatan panas bumi secara tidak langsung adalah kegiatan pengusahaan pemanfaatan panas bumi dengan melalui proses pengubahan dari energi panas dan/atau fluida menjadi energi listrik.
PLTP berfungsi untuk mengubah energi panas bumi menjadi energi listrik.
Cara kerjanya pada prinsipnya sama dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yaitu memanfaatkan panas untuk memutar turbin sehingga menghasilkan listrik.
Yang membedakan adalah PLTP memanfaatkan fluida dari sumber panas bumi untuk memutar turbin.
Turbin ini kemudian memutar generator sehingga menghasilkan listrik.
Untuk bisa mendapatkan fluida dari panas bumi, terlebih dulu harus mengebor sumur produksi panas bumi di lokasi yang memiliki potensi energi panas bumi.
Kedalaman pengeboran biasanya 1.500 sampai 2.500 meter.
Dengan kedalaman itu, fluida panas bumi yang digunakan untuk PLTP tidak berasal dari air permukaan melainkan berasal dari sumur panas bumi, sebagaimana dilansir dari Kementerian ESDM.
Setelah mengebor, fluida yang ada di dalam sumur panas bumi dialirkan untuk menggerakkan turbin lalu memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Setelah dialirkan untuk memutar turbin, fluida ini tidak langsung dibuang begitu saja, tapi dimasukkan lagi ke dalam bumi melalui sumur reinjeksi.
Fungsi dialirkannya kembali fluida ke dalam bumi adalah untuk menjaga keseimbangan fluida dan panas sehingga sistem panas bumi terus berkelanjutan.
Menurut Kementrian ESDM, hingga Desember 2021 potensi panas bumi di Indonesia sebesar 23,766 gigawatt (GW) atau 23.766 MW. Hingga 2021, ada 17 PLTP yang tersebar dan beroperasi aktif di Indonesia.
Cara kerja PLTP
Cara kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) adalah memanfaatkan energi panas di dalam bumi untuk menghasilkan listrik.
Sistem kerja PLTP pada prinsipnya sama dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yaitu memanfaatkan panas untuk memutar turbin sehingga menghasilkan listrik.
Yang membedakan PLTP dan PLPU adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi memanfaatkan fluida thermal dari sumber panas bumi untuk memutar turbin.
Turbin ini kemudian memutar generator sehingga menghasilkan listrik.
Untuk bisa mendapatkan fluida thermal, terlebih dulu harus mengebor sumur produksi panas bumi di lokasi yang memiliki potensi energi panas bumi.
Kedalaman pengeboran biasanya 1.500 sampai 2.500 meter, sebagaimana dilansir dari situs web Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Dengan kedalaman itu, fluida thermal dalam PLTP tidak berasal dari air permukaan, melainkan berasal dari sumur panas bumi, sehingga tidak menganggu sumber air untuk masyarakat.
Setelah mengebor, fluida termal yang ada di dalam sumur panas bumi dialirkan untuk menggerakkan turbin lalu memutar generator.
Setelah dialirkan untuk memutar turbin, fluida thermal ini tidak langsung dibuang begitu saja, tapi dimasukkan lagi ke dalam bumi melalui sumur reinjeksi.
Fungsi dialirkannya kembali fluida thermal ke dalam bumi adalah untuk menjaga keseimbangan fluida dan panas sehingga sistem panas bumi terus berkelanjutan.
Untuk diketahui, energi panas bumi adalah salah satu jenis energi terbarukan yang ketersediannya berlanjut di alam.
Energi panas bumi terbentuk oleh proses-proses geologi yang telah dan sedang berlangsung sepanjang jalur vulkanik.
Fluida dalam energi panas bumi disebut sebagai fluida thermal yang memiliki suhu antara 240 derajat celsius hingga 310 derajat celsius.
Energi panas bumi adalah salah satu jenis energi terbarukan yang pemanfaatannya terus dikembangkan di berbagai negara.
Energi panas bumi memiliki beberapa karakteristik yaitu:
- Sumber energi bersih, ramah lingkungan, dan keberlanjutan
- Tidak dapat diekspor, hanya dapat digunakan untuk konsumsi dalam negeri
- Bebas dari risiko kenaikan atau fluktuas bahan bakar fosil
- Tidak tergantung cuaca, supplier, dan ketersediaan fasilitas pengangkutan dan bongkar muat dalam pasokan bahan bakar
- Tidak memerlukan lahan yang luas
Begitulah jawaban atas pertanyaanbagaimana cara memanfaatkan panas bumi sebagai energi terbarukan, semoga bermanfaat.
Baca Juga: Hebat, Sudah Lebih dari 300 Hari Kosta Rika Menghasilkan 100% Listriknya Lewat Energi Bersih