Find Us On Social Media :

3 Peristiwa Penting Kerajaan Kediri, Dimulai dengan Pecahnya Kahuripan

By Ade S, Senin, 12 Februari 2024 | 09:03 WIB

Candi Penataran yang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kediri. Artikel ini membahas tiga peristiwa penting Kerajaan Kediri, mulai dari pembagian Kerajaan Kahuripan oleh Raja Airlangga hingga runtuhnya Kediri.

Intisari-Online.com - Apakah Anda tahu bahwa Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan besar pada zaman Hindu-Buddha di Indonesia?

Kerajaan ini memiliki sejarah yang panjang dan menarik, yang dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa penting.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga peristiwa penting Kerajaan Kediri, yang berpengaruh besar terhadap perkembangan sejarah Jawa.

Mari kita simak bersama!

1) Raja Airlangga Membagi Kerajaan Kahuripan

Melansir Kompas.com, salah satu peristiwa penting tersebut adalah pembagian Kerajaan Kahuripan oleh Raja Airlangga.

Hal ini terungkap dalam Prasasti Wurare, yang menjadi salah satu sumber sejarah Kerajaan Kediri.

Prasasti Wurare mengungkapkan adanya pembagian tanah Jawa menjadi dua, yaitu Jenggala dan Panjalu, untuk mencegah perseteruan dan konflik antara dua pangeran.

Isi Prasasti Wurare menunjukkan bahwa Raja Airlangga membagi Kerajaan Kahuripan pada abad ke-11, menjadi Kerajaan Jenggala dan Panjalu (Kerajaan Kediri) untuk dua anaknya.

Kitab Negarakertagama juga menyatakan bahwa Raja Airlangga melakukan pembagian tanah Jawa karena kasih sayangnya kepada dua anaknya yang sama-sama menjadi raja.

Baca Juga: 10 Pertanyaan Tentang Kerajaan Kediri, Lengkap dengan Jawabannya

Dua anak Airlangga adalah Mapanji Garasakan dan Sri Samarawijaya.

Pembagian kerajaan yang dibantu oleh Mpu Bharada menetapkan bahwa Kerajaan Jenggala yang beribu kota di Kahuripan diberikan kepada Mapanji Garasakan, sedangkan Kerajaan Panjalu yang berpusat di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya.

Peristiwa pembagian kekuasaan ini terjadi pada tahun 1045, menandai berakhirnya pemerintahan Kerajaan Kahuripan sekaligus berdirinya Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Panjalu.

2) Perang Saudara Antara Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Panjalu

Meskipun Prabu Airlangga membagi Kahuripan untuk menghindari pertikaian, namun selama berdiri, dua kerajaan tersebut tetap terus bersengketa.

Akibatnya, seperti dilansir dari Intisari, Kerajaan Jenggala harus mengalami kekalahan dari Kerajaan Panjalu atau Kediri.

Jenggala harus tunduk dan mengakui kekuatan Panjalu pada tahun 1130-an.

Berdasarkan Prasasti Ngantang, Kerajaan Jenggala dikalahkan oleh Kerajaan Panjalu ketika berada di bawah kekuasaan Raja Jayabaya.

Sejak saat itu, Kerajaan Jenggala menjadi anak buah Panjalu.

Itulah yang membuat umur Kerajaan Jenggala terbilang pendek, yakni hanya sekitar 90 tahun saja.

Sedangkan Kerajaan Panjalu mencapai masa keemasannya pada masa Raja Jayabaya tersebut.

Baca Juga: Termasuk Soal Pembebasan Pajak, Ini 11 Peninggalan Kerajaan Kediri

Kerajaan Panjalu sendiri pada akhirnya lebih sering disebut Kerajaan Kediri karena memiliki pusat pemerintahan di Kediri.

3) Perang Ganter

Perang Ganter adalah perang yang terjadi antara Ken Arok dan Raja Kertajaya dari Kediri.

Melansir Kompas.com, pertempuran yang terjadi pada 1222 M ini berlangsung di daerah Ganter, sekitar Malang sekarang.

Ken Arok berhasil mengalahkan tentara Kediri dan membunuh Mahisa Walungan bersama menterinya yang bernama Gubar Baleman dalam waktu singkat.

Dengan kemenangan Ken Arok, maka berakhirnya masa kekuasaan Wangsa Isyana setelah memerintah selama tiga abad.

Selain itu, pertempuran ini juga menandai keberhasilan Ken Arok memaksa Raja Kertajaya untuk menyerahkan kekuasaannya.

Perang Ganter menandai runtuhnya Kerajaan Kediri dan dimulainya pemerintahan Dinasti Rajasa di Kerajaan Singasari.

Demikianlah tiga peristiwa penting Kerajaan Kediri yang telah kita bahas.

Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan dinamika dan transformasi yang terjadi dalam sejarah Jawa.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang Kerajaan Kediri.

Baca Juga: Sumber Sejarah Kerajaan Kediri Paling Lengkap, Ada Tentang Girindra