Intisari-Online.com -Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-11 hingga ke-13 Masehi.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah Kerajaan Kediri, kita dapat merujuk pada berbagai sumber yang tersedia.
Sumber sejarah Kerajaan Kediri sangat beragam, mulai dari candi, prasasti, hingga kitab.
Beberapa sumber bahkan masih dapat kita lihat langsung di lokasi aslinya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas sumber sejarah Kerajaan Kediri paling lengkap, termasuk salah satu yang paling menarik yaitu Candi Penataran yang memuja Girindra.
1. Candi Tondowongso
Pada tahun 2007, penemuan Situs Tondowongso di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur menambah wawasan tentang sejarah Kerajaan Kediri.
Situs ini merupakan kompleks candi besar yang dibangun pada abad ke-11, pada masa awal berdirinya kerajaan tersebut.
Banyak arca yang ditemukan di situs ini menunjukkan bahwa Candi Tondowongso adalah kompleks candi yang megah.
2. Candi Penataran
Di lereng barat daya Gunung Kelud, terdapat Candi Penataran yang berlokasi di Desa Panataran, Kecamatan Ngleggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi ini disebut juga dengan nama Candi Palah dalam kitab Negarakertagama.
Baca Juga: Berperan dalam Perdagangan Maritim Asia, Ini 5 Fakta Kerajaan Kediri yang Jarang Didengar
Candi ini dibangun untuk memuja Hyang Acalapati, atau Girindra (raja gunung) dalam kepercayaan Syiwa.
Berdasarkan tulisan pada sebuah batu di sisi selatan bangunan utama candi, diduga bahwa Candi Penataran atau Candi Palah dibangun pada awal abad ke-12 , atas perintah Raja Srengga dari Kediri.
3. Candi Gurah
Candi Gurah terletak di Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur, tidak jauh dari Candi Tondowongso.
Candi ini memiliki beberapa kesamaan dengan Candi Tondowongso terutama dengan adanya temuan Arca Brahma, Surya, Candra, Yoni dan Nandi.
4. Prasasti Ceker
Prasasti Ceker ditemukan di Dukuh Ceker, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Prasasti ini dibuat pada tahun 1185 dan mencantumkan nama Sri Kameswara. Prasasti ini berisi permohonan warga Desa Ceker akan anugerah.
5. Prasasti Talan
Di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar, ditemukan sebuah prasasti yang berangka tahun 1136 M yang disebut Prasasti Talan.
Prasasti ini menceritakan anugerah Sima kepada Desa Talan dan membebaskannya dari iuran pajak.
Raja Jayabaya, yang berkuasa saat itu, mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan mereka dan menambah anugerah berupa berbagai macam hak istimewa.
Baca Juga: Saat Kerajaan Kediri Diluluhlantakkan Oleh Ken Arok Pendiri Singasari
6. Prasasti Panumbangan
Prasasti Panumbangan dibuat pada masa pemerintahan Raja Bameswara pada tahun 1120 M.
Isi prasasti ini menceritakan tentang permohonan penduduk Desa Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di daun lontar ditulis ulang di atas batu (prasasti).
Prasasti Panumbangan juga menyatakan penetapan Desa Panumbangan sebagai Sima Swatantra oleh raja sebelumnya.
7. Prasasti Galunggung
Prasasti ini memiliki angka tahun 1123 Saka atau 1201 Masehi dan diduga dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertajaya.
Prasasti Galunggung terdiri dari 20 baris, tetapi sebagian tidak dapat terbaca lagi karena telah aus. Prasasti ini ditemukan di daaerah Rejotangan, Tulungagung, Jawa Timur.
8. Prasasti Ngantang
Prasasti Ngantang merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang dibuat pada tahun 1194 M.
Isi Prasasti Ngantang bercerita tentang pemberian dan pembebasan pajak tanah oleh Raja Jayabaya untuk Desa Ngantang karena telah mengabdi pada Kerajaan Kediri.
Prasasti ini sekarang menjadi salah satu koleksi di Museum Nasional.
Baca Juga: 11 Peninggalan Kerajaan Kediri dari Kitab hingga Prasasti, Yuk Simak!
9. Prasasti Sirah Keting
Prasasti Sirah Keting diperkirakan dibuat sekitar tahun 1126 Saka atau 1204 Masehi. Isi prasasti ini ditulis dengan aksara Jawa Kuno dan berbahasa Jawa Kuno.
Prasasti Sirah Keting ditemukan di daerah Ponorogo, Jawa Timur dan saat ini disimpan di Museum Nasional, Jakarta. Prasasti ini ditulis di atas batu berbentuk persegi panjang dengan pahatan pada keempat sisinya.
Isi Prasasti Sirah Keting menyebut tentang nama Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu, yang menghadiahi rakyatnya tanah.
Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu mengaku sebagai cucu Dharmawangsa Teguh, penguasa terakhir Kerajaan Medang.
Dari isi Prasasti Sirah Keting, diketahui bahwa Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu adalah seorang raja yang memiliki kekuasaan otonom (terpisah) dari Kerajaan Kediri, tepatnya di sekitar Madiun dan Ponorogo saat ini.
Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu berkuasa bersamaan dengan Raja Kameswara (1184-1194) di Kerajaan Kediri.
10. Prasasti Jaring
Prasasti Jaring diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Sri Gandra. Sesuai namanya, prasasti ini ditemukan di Dukuh Jaring, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Isi Prasasti Jaring menceritakan tentang dikabulkannya permintaan penduduk Desa Jaring yang telah dijanjikan oleh Raja Sri Aryeswara.
11. Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertajaya (1194-1222), tepatnya pada tahun 1194 M.
Isinya Prasasti Kamulan menyebut tentang tentang sejarah daerah Trenggalek dan Tulungagung, serta Kerajaan Kediri ketika diserang oleh raja di kerajaan sebelah timur.
Prasasti ini sekarang disimpan di Pendopo Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Demikianlah pembahasan tentang sumber sejarah Kerajaan Kediri paling lengkap.
Dari berbagai sumber tersebut, kita dapat mempelajari banyak hal tentang kebudayaan, agama, politik, dan sosial masyarakat Kerajaan Kediri.
Sumber sejarah Kerajaan Kediri juga menunjukkan bahwa kerajaan ini memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sejarah Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya.
Baca Juga: 11 Peninggalan Kerajaan Kediri: Candi, Kitab, hingga Prasasti