Penulis
Intisari-Online.com -Apa pun itu tak mungkin tak ada yang berubah, termasuk kebudayaan.
Lalu bagaimanakonsep perubahan kebudayaan?
Dikutip dari buku Antropologi SMA Kelas XII, masyarakat beserta kebudayaannya senantiasa mengalami perubahan.
Perubahan kebudayaan tidak semata-mata berarti suatu kemajuan, namun dapat pula berarti suatu kemunduran atau bahkan kepunahan.
Pada masyarakat, unsur-unsur budaya yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman akan diganti dengan kebudayaan yang baru.
Nilai-nilai budaya tradisional yang diganti dengan nilai-nilai budaya modern akan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan zaman.
Dengan demikian, terdapat kebudayaan baru yang tumbuh dan berkembang, di sisi lain terdapat kebudayaan yang hilang atau punah.
Misalnya, masyarakat petani di pedesaan beberapa dekade yang lalu masih menggunakan alat alat tradisional, seperti cangkul dan bajak dalam mengolah sawah.
Saat ini, seiring dengan perkembangan kebudayaan, petani di pedesaan sudah beralih menggunakan teknologi yang lebih modern, yaitu traktor.
Ember (2016) menyatakan bahwa bagaimanapun keadaannya, kebudayaan pasti mengalami perubahan.
Bahkan tanpa pengaruh masuknya kebudayaan lain.
Pada setiap kebudayaan terdapat kebebasan tertentu pada masyarakat dalam memperkenalkan variasi cara berlaku.
Baca Juga: Apa Tahapan Pertama Dalam Menyusun Etnografi Dan Mengapa Demikian?
Jika disetujui akhirnya akan menjadi milik bersama dan dengan demikian menjadi bagian dari kebudayaan baru (Ember 2016).
Pada era digital saat ini, terjadinya proses perubahan kebudayaan lebih banyak didominasi melalui proses globalisasi.
Globalisasi merupakan proses yang hampir tidak dapat dihindari oleh semua masyarakat di dunia, termasuk masyarakat tradisional atau masyarakat terasing sekalipun.
Globalisasi oleh Barker (2004) dikatakan sebagai koneksi global pada aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang semakin menguat pengaruhnya ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia.
Kendati demikian, perlu juga dipahami terdapat sifat yang lait dari kebudayaan, yaitu konservatif.
Artinya, bahwa kebudayaan sebagai nilai dan norma yang menjadi acuan atau pedoman berperilaku masyarakat diharapkan tidak mudah berubah.
Dengan adanya ketetapan atau kepastian nilai dan norma maka tingkah laku masyarakat juga akan dijamin kepastiannya sehingga kehidupan sosial menjadi lebih tertib dan teratur.
Dengan demikian, kelangsungan atau kontinuitas kebudayaan menjadi sesuatu yang juga penting dilakukan.
Suparlan (1995) menyatakan bahwa terjadi paradoks dalam kehidupan manusia.
Pada satu pihak manusia ingin tetap melestarikan kebudayaannya yang telah dan sedang berlaku sebagai pedoman bagi kehidupan mereka; alias sering dikenal sebagai tradisi atau nilai-nilai budaya tradisional.
Pada pihak lain dan di waktu yang bersamaan, terdapat juga keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan kebudayaan dan nilai-nilai budaya supaya relevan atau sesuai dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar, serta sesuai dengan perkembangan zaman.
Pada kondisi tertentu, terdapat upaya masyarakat untuk mempertahankan kontinuitas kebudayaan yang dimilikinya dengan melakukan inovasi teknologi sesuai zamannya.
Baca Juga: Etnografi Merupakan Pekerjaan Mendeskripsikan Suatu Kebudayaan, Apa Maksud Pernyataan Tersebut?
Faktor-faktor penyebab perubahan kebudayaan
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, setiap masyarakat dengan kebudayaan senantiasa mengalami perubahan.
Ada yang berubah secara lambat dan ada pula yang berubah dengan cepat.
Pada era digital saat ini, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat cepat memiliki pengaruh pada seluruh masyarakat.
Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan akselerasi dalam perubahan kebudayaan pada hampir semua masyarakat di dunia.
Terdapat perubahan kebudayaan yang dilakukan secara sengaja, artinya masyarakat menghendaki terjadinya perubahan.
Misalnya, kegiatan pembangunan, adalah suatu proses perubahan yang disengaja dan direncanakan.
Terdapat pula yang terjadi tanpa disadari, tidak disengaja, dan tidak direncanakan.
Terdapat faktor penyebab yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, hal ini disebut dengan faktor internal sedangkan faktor eksternal adalah faktor penyebab yang berasal dari luar (Haryono 2022).
Faktor internal antara lain:
1) Faktor demografis, berkaitan dengan bertambah atau berkurangnya penduduk yang akan mempengaruhi ketersediaan kebutuhan hidup;
2) Perubahan lingkungan, dapat terjadi karena bencana alam atau faktor lain.
Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, dan gunung meletus berakibat dipindahkannya masyarakat ke tempat yang baru.
Hal tersebut dapat mengubah kebudayaan masyarakat karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan sekitar.
3) Konflik sosial, dapat mengarah pada revolusi sosial budaya yang mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan.
Terutama saat terjadi perbedaan pandangan dan kepentingan di masyarakat majemuk.
Adapun faktor eksternal terjadi karena pengaruh kebudayaan lain.
Adanya interaksi dengan masyarakat lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk, antara lain: peperangan, pendudukan atau kolonisasi, dan perdagangan atau penyebaran agama.
Pada era sekarang, berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, pengaruh kebudayaan lain menjadi faktor dominan dalam proses perubahan kebudayaan.
Itulah artikel tentangbagaimanakonsep perubahan kebudayaan, semoga bermanfaat untuk para sidang pembaca.
Baca Juga: Kewajiban dan Larangan dalam Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa